Wednesday, August 28, 2013

From Royal Palace to Street Vendor

Hari ini adalah hari terakhir kita bisa puas-puasin jalan-jalan keliling kota Surakarta. Besok soalnya seharian cuma pergi dari Surakarta kembali ke Adi Sucipto Yogyakarta, nungguin pesawat, terbang kembali ke Jakarta dan berjuang menerjang macet sampai kembali ke rumah.

Rencananya di siang hari kita hendak mengunjungi Museum Radya Pustaka, Keraton Kasunanan, dan Pura Mangkunegaran. Tapi pagi ini terdengar kabar mengenai konflik di Keraton Surakarta. Katanya mengenai halal bihalal dan pengangkatan jabatan keluarga Keraton yang bermasalah dan menjadi bentrok. Berita tersebut lumayan bikin cemas kalau-kalau acara hari ini akan sedikit terganggu.




Museum Radya Pustaka letaknya paling dekat hotel, jadi kita kesana terlebih dahulu. Koleksinya mungkin kira-kira mirip Museum Nasional, tapi jauh lebih kecil dan sedikit. Yang spesial dari museum ini adalah koleksi naskah kunonya serta beberapa kitab lontar. Tidak asli memang, hanya berupa salinan. Namun bagi yang bisa membaca Hanacaraka, bisa berbahasa Jawa (terutama mungkin Kromo Hinggil), dan hendak mencari informasi tertentu mengenai kesultanan di Jawa, disini bisa menjadi sumber referensi yang bagus.



Selanjutnya kami berjalan kaki sampai Kasunanan Surakarta. Rupanya konflik pada hari sebelumnya membuat kami tidak bisa masuk ke sebagian wilayah keraton. Kami hanya diijinkan di pendopo depan yang menjadi tempat menerima tamu, dan bagian keraton yang memang menjadi museum. Konon Keraton Kasunanan Surakarta merupakan yang paling angker se indonesia karena banyaknya benda-benda keramat yang sudah berusia ratusan tahun. Warna yang mendominasi Keraton Kasunanan Surakarta adalah biru muda.

Kasunanan Surakarta


Pura Mangkunegaran

Sementa Pura Mangkunegaran merupakan kediaman Adipati Surakarta. Tapi sang Adipati dan keluarganya lebih banyak berada di Jakarta sementara Pura Mangkunegaran dikunjungi bila ada acara-acara tertentu. Warna yang mendominasi tempat ini adalah hijau muda. Koleksinya tidak seangker Kasunanan Surakarta, namun cukup informatif untuk memberi gambaran kehidupan para Adipati maupun bangsawan Jawa dalam beberapa generasi.

Yang lumayan membuat kaget adalah besarnya tips yang diminta abdi dalem yang memandu kami. ^^; sewaktu di Yogjakarta beberapa tahun lalu, guidenya cenderung lebih malu-malu dalam meminta. Mungkin enak juga ketika mereka lebih jelas meminta tips sehingga tidak ada kesalahpahaman. Tapi agak bingung sebenarnya wajarnya berapa jumlahnya.

Usai dari Pura Mangkunegaran, kami isi perut sejenak dengan makan soto di area Triwindu dan nasi timlo. Kedua makanan ini sebenarnya mirip, hanya beda beberapa isinya. Keduanya menggunakan daging sapi (mungkin sebenarnya ada juga timlo daging ayam). Kuahnya jernih, gurih tapi ringan, membuat dagingnya terasa mantab. ^^

Karena gw masih penasaran dengan keberadaan mall yang mirip CP di Solo, gw sedikit mencari informasi dan ternyata ada mall lain yang namanya Solo Square. Dari jalan slamet riyadi kita menuju arah barat sampai jalurnya jadi 2 arah. Lalu kita naik bus sampai ke depan Solo Square yang ternyata posisinya bahkan melewati Stasiun Purwosari.

Kesan gw tentang Solo Square, mall nya cukup oke dan lebih bagus daripada Solo Grand Mall. Tapi kalau dibilang mirip CP terus terang gw masih rada sangsi. :S Entah apa sebenernya masih ada pusat perbelanjaan lain di Solo.

Di Solo Square kita keliling-keliling sambil nyemil Sour Sally dan Teh Taiwan. Lalu kita naik Batik Solo Trans kembali ke Slamet Riyadi, berjalan kaki menuju Jalan Yos Sudarso untuk mencari Warung Shijack. Yang spesial dari warung ini adalah mereka menyediakan susu segar dengan berbagai rasa di menunya, beserta makanan camilan dan gorengan lainnya. Sewaktu kembali ke hotel, ternyata ada Warung Shijack lain yang letaknya jauh lebih dekat. --; kita malah carinya di tempat yang jauh...


Yah, demikian bisa dibilang seluruh petualangan kami di Yogyakarta dan Solo. Besok kami sudah harus berberes-beres dan kembali lagi ke Jakarta. Tahun depan mungkin gw pengen ke Trowulan di Jawa Timur, sebelum situsnya rusak karena katanya mau ada pabrik baja yang didirikan di tempat tersebut. T_T


Ciao~

No comments: