Monday, February 25, 2008

Anything but him...

Hari minggu kemarin mendadak bokap gw jatuh sakit dan malamnya langsung dirawat rumah sakit. Katanya dia habis makan indomie ketika kelaparan dan setelah makan nasi tiba-tiba lambungnya perih banget sampai akhirnya dia memutuskan untuk ke dokter.

Dan semaleman gw jadi depresi mikirin bokap gw. Klo gw ada masalah dengan kerjaan, ato gw ada masalah dengan temen, atau masalah apapun, gw masih bisa ambil hikmahnya. Tapi ngga kalau sudah menyangkut keluarga gw. Apapun yang menyakiti mereka benar-benar menjadi sesuatu yang menakutkan buat gw.

Gw sadar kalau bokap gw udah ngga muda lagi, tapi kayaknya selama ini gw in denial, berkubang dengan dilema-dilema gw sementara dia selalu menyokong gw setiap saat. Ngga bisa begini terus, dan juga karena gw yang tertua, suka ngga suka gw dah harus mulai berjalan. Sebisa mungkin gw tetap pengen menjalani mimpi gw pelan-pelan, tapi paling ngga sekarang gw tau kemana prioritas gw.

Get well soon, Dad.
We love you so much...
I won't eat instant noodle anymore...

Saturday, February 16, 2008

Renovation Done!




Ini adalah website yang setelah sekian lama akhirnya selesai gw renovasi. ^^ Sebelumnya jauh lebih berantakan, klo yg sekarang sudah jauh lebih rapih dan adem. Disitu gw taro sebagian besar portfolio ilustrasi dan desain yang sudah gw kerjain selama ini. Kalau sempat silahkan melihat-lihat. I'll really appreciate it. ^^


Monday, February 11, 2008

Sejenak Berpikir dan Bertanya-tanya...

Entah kenapa lagi pengen nulis sesuatu yang sedikit mellow dan personal. Meski hidup gw sedang terlihat stagnan, belakangan gw menyadari ada banyak hal yang sedang terjadi di sekeliling gw dan cukup untuk membuat gw memikirkan ulang semuanya.

Rencana usaha yang sudah dicanangkan sejak berbulan-bulan yang lalu pada akhirnya batal. Beberapa pekerjaan juga gagal gw dapatkan bulan ini. Gw pengen merasa kalau semua ini pertanda kalau pada akhirnya gw dikasih waktu untuk slow down dari Yang Diatas, tapi setelah liat saldo rekening harian yang hanya cukup untuk 3-4 komik, gw ngga yakin ini saat yang tepat untuk itu. Meski hati pengen istirahat dan bersenang-senang selagi sempet tapi logika selalu mengatainya sebagai rasa malas yang merusak diri. Gw rasa gw butuh untuk menyayangi diri gw sendiri, tapi bagaimana caranya gw tahu batas antara menyayangi dan memanjakan diri gw sendiri?

Salah seorang teman juga mendapatkan kepastian tawaran kerja dari luar negri. Gaji dolar dengan lingkungan yang menantang. Somehow dia adalah figur ideal gw dalam kehidupan kerja. Gw bangga banget dengan achievementnya selama ini, dan rencana kepergiannya juga membuat gw menambah 1 lagi renungan. Ternyata gw masih belum pasti dengan apa yang sebenarnya gw inginkan.

Sekilas gw jadi berpikir untuk juga mencoba merantau ke luar negri, dan sekarang gw bingung, apa memang keinginan seperti itu adalah sesuatu yang harus dipupuk atau justru harus diredam? Supaya jangan sampai semuanya hanya karena motivasi ikut-ikutan atau supaya orangtua gw senang tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya dan sesungguhnya gw inginkan dalam menjalani kehidupan gw sekarang ini.

Kalau bertanya pada diri sendiri, apa yang gw inginkan, uang menjadi jawaban pertama yang terlintas di kepala gw. Tuntutan hidup, dorongan lingkungan sekitar gw, semuanya seolah berteriak nyuruh gw untuk kejar yang namanya uang. Nomor dua nya antara kesuksesan karir atau pengalaman kerja. Ngga jauh-jauh dari uang lah. Bukannya gw ngga suka juga, toh gw menikmati keadaan ketika gw memiliki banyak uang (paling ngga gw ngga perlu pusing buat bayar tagihan bulanan atau ketika beli kebutuhan kelinci-kelinci dan marmut).

Tapi kalau melihat pengalaman gw selama ini, ternyata gw susah untuk menjadikan uang sebagai satu-satunya pondasi gw untuk bekerja. Kalau pekerjaannya bukan sesuatu yang gw sukai atau enjoyable ternyata gw gampang sekali stress, yang berujung ke kegiatan whining, whining, dan whining... gw selalu benci dengan diri sendiri ketika menyadari kalau gw mengeluh, sementara gw bingung gimana cara yang terbaik untuk menyalurkan rasa stress seperti itu.

Gw punya 2 impian. Impian yang satu adalah demi orang-orang yang gw sangat sayangi, namun benar-benar amat sangat membutuhkan uang. Sementara yang satu lagi adalah untuk diri gw sendiri dan sangat butuh waktu dan komitmen. 2-2nya perlu kerja keras dan sulit untuk dilakukan secara bersamaan. Dan gw bingung mana yang sebaiknya gw prioritaskan. Apakah orang-orang di sekitar gw meski mengorbankan keinginan gw sendiri, atau diri sendiri meski dicap egois dan ngga bisa menjadi berkah bagi orang lain?

Kalau kata pemuka agama, jadilah terang dunia. Jadilah seperti lilin yang meski kecil namun menerangi sekitarnya. Tapi kalau membayangkan sekeliling gw terang sementara gw sendiri termakan oleh terang itu, gw ngga yakin sanggup. Apa mungkin ketika gw sudah menjadi lilin gw justru ngga peduli dengan diri gw sendiri yang habis pelan-pelan?

Kalau kata beberapa teman, dan juga kata paman gw, dan juga gw rasa akan dikatakan oleh keluarga gw, keinginan dan ambisi untuk maju adalah sesuatu yang harus dimiliki. Kita semua harus berjalan maju supaya tidak tertinggal di tempat atau malah mundur. Bener banget memang, tapi lagi-lagi gw berpikir apakah perjalanan majunya harus diplanning terlebih dahulu meski dengan resiko apa yang sudah susah payah direncanakan ternyata ngga berjalan seperti yang diperkirakan, atau justru harus tetap optimis dan just keep going meski mungkin aja kita bakal buta dengan apa yang akan menanti di depan sana?

Kalau dilihat-lihat dan dipikir-pikir lagi, mungkin problem gw pada dasarnya adalah keseimbangan. Dimana semuanya mungkin bisa gw jalankan dengan baik ketika gw melakukannya dengan seimbang. Namun lagi-lagi gw jadi berpikir dimana sebenarnya titik keseimbangan itu? Selama gw belum menemukannya apa gw bisa melihat segala sesuatunya dengan benar?

Atau mungkin semua pertanyaan-pertanyaan gw ini ternyata sesuatu yang konyol dan sudah ada jawabannya, cuma gw terlalu burem atau malah buta untuk melihatnya? Atau sekedar sindrom bagi orang yang kena krisis seperempat baya? Bisa saja ketika gw kebanyakan mikir seperti ini gw malah justru menstagnansikan diri gw sendiri dan malah makin jauh dari semua yang gw inginkan.

Yah, pada intinya gw ngga ingin menyesal.

Entah apa semua yang gw tulis ini bisa disebut renungan atau ternyata cuma menjadi suatu ocehan yang ngga jelas.


Thursday, February 7, 2008

The Year of Rat~

Tahun Baru Imlek sudah tiba~ Kali ini gilirannya Tikus yang punya tahun. xD Sebagai warga shio kerbau, ada yang bilang tahun ini adalah tahun yang cemerlang buat gw, tapi ada juga yang bilang ini tahun yang jelek dan harus banyak hati-hati. Yah apapun itu ampil positifnya saja dan semoga tahun ini bisa lebih baik dari yang sebelumnya. ^^

Seperti biasanya malam tahun baru Imlek dirayakan dengan kumpul-kumpul antar keluarga, ngobrol-ngobrol, makan-makan, dan kemudian bagi-bagi angpao. (Yeah, yang terakhir itu yang paling ditunggu) Not so bad, mengingat gw sebenarnya ngga terlalu suka acara keluarga begini. Paling ngga tahun ini gw ngga sekedar jadi alien di pojok ruangan.


Tapi secara umum Imlek tahun ini ngga meriah-meriah amat sih. Mungkin karena cuacanya yang lagi hujan tiap malam untuk beberapa hari ini. Kegiatan di rumah pun berjalan seperti biasa, paling tidak seperti hari-hari libur lainnya.


HAPPY CHINESE NEW YEAR!!!

Semoga kita semua dilimpahi keberuntungan di tahun ini. ^___^