Sunday, September 21, 2008

Empress Orchid, The Last Empress

“Empress Orchid” merupakan novel karya Anchee Min dengan basis fakta sejarah yang mengisahkan seorang Wanita bernama Anggrek yang menjadi Selir Kaisar Dinasti Qing yang di kemudian hari menjadi seorang Maharani yang dikenal dengan nama Ci Xi. “The Last Empress” merupakan lanjutan dari “Empress Orchid” yang mengisahkan kehidupannya setelah menjadi Maharani sampai kematiannya. Gw tertarik membeli dan membacanya, selain karena ketertarikan gw dengan hal-hal yang berbau sejarah, juga karena sepertinya novel ini memberikan gambaran sang Maharani dari sudut yang berbeda. Dan ternyata memang benar.

Jika di banyak sumber Maharani Ci Xi sering digambarkan sebagai wanita kejam yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya, pada novel ini karakter Anggrek justru terkesan bijak daripada licik. Hal yang paling membuat Anggrek benar-benar ‘menghalalkan segala cara’ hanya paling terlihat ketika dia sedang berjuang untuk mendapatkan cinta Kaisar. Isu feminis nya pun sangat terasa pada kedua novel ini.

Secara keseluruhan, novel ini cukup menarik untuk gw baca, namun beberapa hal mengganggu kenyamanan gw ketika menikmatinya (meski mungkin ini juga masalah selera). Isu feminis yang disodorkan terlalu terasa, dan karakter Anggrek buat gw terkesan terlalu innocent. Apalagi dengan penceritaan sudut pandang pertama sehingga timbul kesan kalau Anggrek lah yang paling benar dan semua orang yang melawannya tidak mengerti dia.

Yah, mungkin itu karena novel ini memang mencoba mengangkat ceritanya dari sudut pandang sang Maharani daripada dari tulisan2 sejarah (apalagi sejarah yang kental didominasi kaum pria kadang cenderung mudah menyalahkan figur wanita sebagai penyebab kehancuran). Bukannya gw pengen si tokoh utama digambarkan sebagai penjahat, tapi masa ngga sebersit dia berpikir untuk kepentingannya sendiri (terutama pada novel The Last Empress).

Gw termasuk tipe yang berpikir ketika manusia sudah mencicipi lezatnya kuasa rasanya susah untuk percaya kalau apa yang dia lakukan motifnya semurni semulia yang diucap bibir. xd

Lepas dari itu semua novel ini termasuk menarik. Mengisahkan perjuangan seorang wanita di tengah kerasnya dunia yang ia tapaki dimana rasa dengki dan ancaman kematian senantiasa membayangi, dengan detil-detil historis yang menambah pengetahuan serta penggambaran akan budaya dan kehidupan Kota Terlarang masa itu yang sangat informatif. Penikmat novel sejarah mungkin akan tertarik untuk mengkoleksinya. ^^

Duh, jadi kepingin cari "Becoming Madam Mao" nya Anchee Min sama "Imperial Woman" nya Pearl S. Buck.


Saturday, September 13, 2008

Topeng Monyet


Hari ini ketika sedang menyusuri jalan Adhyaksa dari Cirendeu menuju Lebak Bulus, gw melihat ngga 1... ngga 2... tapi 6 pemain topeng monyet masing2 dengan gerobak dan monyetnya. Jumlahnya membuat gw berpikir apa ini Trend sebelum lebaran, atau topeng monyet lagi in lagi untuk mencari nafkah, atau gw dah terlalu lama ngga keluar rumah sampe ngga menyadari kemunculan mereka. Gw memang melihat 3-5 topeng monyet berjejer di jalan setiap kali gw ke Mayestik nganterin nyokap, tp gw ngga nyangka di Lebak Bulus mereka juga ada.

Di pinggir jalan mereka mempertontonkan sang monyet yang sudah didandani macam-macam, dengan alunan musik dangdut untuk menarik perhatian, sambil menunggu uang yang diberikan para pengguna jalan.

Topeng monyet di ingatan gw semasa kecil rasanya berbeda modus operandinya dengan yang sekarang. Dulu mereka berjalan2 di kompleks perumahan sambil menunggu orang yang memang memanggil mereka untuk mempertunjukkan jasa hiburannya, biasanya untuk hiburan anaknya dan juga anak-anak sekitar rumah. Monyetnya juga lebih beratraksi, terkadang bekerja sama dengan seekor anjing, atau kadang sang pawang juga memiliki box berisi ular yang juga menjadi bagian dari pertunjukan. Alunan musiknya juga lebih tradisional, seingat gw pake gendang. Lebih seperti seniman hiburan daripada sekedar memperlihatkan monyet dan menunggu uang datang.

Yah, tapi meski pembawaannya sudah bergeser, keberadaan mereka membuat gw jadi bernostalgia masa kecil ketika keluarga gw atau tetangga dulu suka memangil topeng monyet dan menghibur semua orang. ^^