Showing posts with label movie. Show all posts
Showing posts with label movie. Show all posts

Friday, September 27, 2013

When you have those #AZRAXmoment

Nonton Azrax bisa dibilang 80ribu teraneh, terbahagia, dan terEPIX yang gw gelontorkan. Awalnya ngga terbesit sedikitpun di benak gw buat keluar duid nonton bioskop untuk film-film model B-rate movie. Wong film-film bagus yang emang gw incer aja kadang ngga sempet nontonnya di bioskop. Tapi segalanya berubah ketika negara api menyerang...

*digaplok*

Ehm, segalanya berubah ketika gw membaca chirpstory dari Ryudeka tentang detil pengalamannya menonton Azrax.

Ditambah dengan beberapa review-review lainnya.
http://danieldokter.wordpress.com/2013/09/11/review-azrax-melawan-sindikat-perdagangan-wanita-2013/

Dan juga ini...


Dan kata hati gw pun mengatakan gw harus nonton film ini di bioskop atau gw akan menyesal seumur hidup. Gw mengajak (dengan paksa) ade gw buat nemenin nonton, dan karena pada dasarnya dia ngga minat, mao nga mao harus gw juga yang beliin tiket buat dia.

Dengan bersemangat kita menuju BLOK M Square (beda lagi ya sama Blok M Plaza) jam 2 siang saking gw takut kehabisan tiket. Hal yang sebenarnya ngga perlu sih, karena meskipun lumayan hype di sosmed dan cuma maen 2 shift di 1 studio (yep, ini film cuma diputer di Blok M Square), yang beli tiket ngga pernah nyampe menuhin bioskop. Jadi kita pun menunggu sore sambil jalan-jalan di Little Tokyo dan nyobain restoran ramen bernama Echigoya biar ade gw ngga bete-bete amat.

Mentari pun terbenam, jam 7 sore film diputar. Gw rada degdegan sebenernya. Takut ternyata ngga enjoy, takut filmnya ternyata boring, takut ade gw abis nonton film ngomel-ngomel meminta 2-3 jam hidupnya dikembalikan. Tapi semua skeptisisme itu langsung dihancurkan setelah 1 dialog dari AA Azrax :
"Assalammualaikum"

Yang nonton pasti ngerti deh maksud gw apa dan adegan yang mana. Gw ngga akan ngejelasin panjang-panjang mengenai cerita dan detilnya. Ada banyak blog review laen yang bisa mendeskripsikannya lebih gila daripada gw. Yang pasti 2 jam selanjutnya menjadi rollercoaster penuh tawa di sepanjang film dan gw pun xah menjadi #XahabatAZRAX.

Belom pernah gw ngakak ampe nangis sambil mukul-mukul dan nendangin kursi di dalem bioskop. Belom pernah gw keluar dari bioskop dan berasa bener-bener bahagia. Semua beban hidup mendadak menjadi begitu kecil dan ringan berkat segala petuah sang A'a. Cuma Azrax yang sejauh ini bisa ngasih gw pengalaman kayak gitu. xDD

Klo secara kualitas film, gw bahkan bisa bilang ini film ancur. Tapi sangat layak ditonton rame-rame bareng temen-temen yang juga gila. Klo ampe ntar keluar DVDnya gw pasti beli biar bisa ajak nonton yang laen. Mao ori ato bajakan deh, yang mana yang keluar duluan aja. Eh, tapi #XahabatAZRAX anti pembajakan jadi gw prioritasin ori nya deh. =p

Karena hype nya yang rada di luar jalur, Azrax bertahan sampai 3 minggu tayang di bioskop. Meski yang nayangin tetep cuma Blok M Square, tapi bisa naek dari 2 shift jadi 3 shift pemutaran dan tayang lagi setelah turun bioskop itu hal yang mungkin ngga pernah terjadi dalam dunia perfilman Indonesia. Ramenya kicauan di twitter bahkan sempat ditanggapi curiga seakan yang #XahabatAZRAX pake buzzer buat promoin filmnya. Ada juga yang marah karena kalau film ini laku nantinya Aa Gatot Brajamusti sang empunya film bakal kesenengan dan malah bikin film kayak gini terus yang dianggap membodohi masyarakat Indonesia.

Menurut gw pandangan itu tidak berdasar. Pertama, sebagai yang udah nonton filmnya, gw ngerti banget perasaan pengen share keajaiban film ini biar bisa nonton bareng rame-rame. #XahabatAZRAX sebenarnya hanya mau membagi kebahagiaan yang mereka alami ke sebanyak mungkin orang, tp banyak yang malah salah paham dan dikira buzzer. ^^;

Kedua, meski dengan hype yang lumayan fenomenal, secara pendapatan film ini penontonnya ngga sampai 10ribu orang. Masih kalah jauh banget sama film-film horor mesum penuh paha dada yang selalu laku meski dengan hantu-hantu sampah yang minta ditabok karena udah ngga serem lucu pun ngga. Dengan pengeluaran pembuatan film yang katanya ampe 5M, Azrax jangankan untung, balik modal aja masih jauh bener... Jadi aneh aja klo ada yang sampe takut Azrax menguasai perkancahan film nasional atau semacamnya.

BTW sekedar info, budget film horor mesum biasanya ngga sampe 2M. Tapi kenapa 5M Azrax menghasilkan film dengan kualitas yang begini... itu juga misteri Ilahi. Hanya Tuhan dan Azrax yang tahu kenapa...

Ketiga, Azrax kurang tepat kalau dikatakan membodohi karena film ini justru menantang logika berpikir para penonton. Dan ketika logika penonton dihancurkan mentah-mentah, ajaibnya film ini malah bikin orang ketawa seneng. Okay, I'm not really serious with the third point. Tp sesuatu yang fun kadang nga butuh otak. 8D;

Buat yang denger-denger soal Azrax dan penasaran tapi ngga keburu nonton bioskop dengan alasan apapun, gw sungguh menyarankan kalian nonton rame-rame bareng temen ketika nanti DVDnya keluar. Tapi sedikit warning ya, film ini blom tentu enjoyable buat semua orang. Biasanya cuma mereka yang hidupnya easy men dan enjoy hospitability yang bisa menikmati Azrax. xd *diglindingin*

Dan buat sesama #XahabatAZRAX, gw mengucapkan #XalamLampuTaman ~

BTW, ini review Azrax lainnya yang juga nga kalah gokil.
http://thefreakyteppy.wordpress.com/2013/09/19/movie-review-suka-suka-azrax-spoiler-semua/

Sunday, December 21, 2008

Twilight – Stephenie Meyer

Ketika pertama kali gw melihat novel Twilight di toko buku, gw cukup tertarik melihat covernya sampai kemudian gw baca sinopsis di belakangnya yang membuat gw ngeh kalo novel ini adalah kisah cinta antara vampir dan manusia biasa. Tema seperti itu rasanya dah lumayan standard dan sering ge temui di komik-komik, so gw taro kembali novel tersebut.

Sampai kemudian gw dengar di radio mengenai gimana bagusnya Twilight dan animo pembacanya yang besar sampai buku ini sempat menjadi nomor 1 best seller di Aksara sehingga gw akhirnya kalah sama iklan dan rasa penasaran. Maka gw beli ketiga buku tersebut di toko buku online karena kalau beli sepaket jatuhnya lebih murah. Gw juga baru tahu belakangan kalau Eclipse itu belum selesai dan masih ada buku ke-4nya. (Tetralogi? ^^;)

Ketiga buku itu kemudian berdiam sejenak dan tak gw baca-baca karena gw masih terpukau dengan Edensor. Tapi sampai saat itu ekspektasi gw novel ini masih lumayan berbobot paling ngga secara cerita since sepertinya Twilight benar-benar sedang booming. Kemudian sebelum gw baca novelnya gw nonton dulu Movienya bersama teman2 gw. Gw nyadar dengan make-up yang kelebihan bedak banget dr awal, namun ngga terlalu bother dengan semua itu (baru tau belakangan juga kalau ini film low-budget). Toh gw suka dengan pemandangan alam dan suasana kota tempat Bella pindah yang dingin-dingin adem.

Gw juga menyadari ada yang aneh dengan cerita maupun karakterisasinya yang rada cheesy, namun gw masih dimanjakan oleh suguhan karakter Edward (Pattison) yang menurut gw cakep banget dan romance yang bener-bener berasa terutama di adegan ketika mereka tidur-tiduran di rumput sambil saling memandang (yah meski bling-bling glitter di badan Edwardnya lumayan merusak suasana ^^;). In the end akhirnya gw menyadari kalau gw harus menurunkan ekspektasi gw ketika membaca novel dengan harapan paling ngga ini serial romantis cheesy biasa, tapi masih menghibur. Terutama karena temen gw ada yang sangat muak dengan filmnya tapi masih bisa toleransi novelnya.

Namun ternyata semua itu tetap ngga menolong kalau pada akhirnya gw ngga suka dengan novel ini, dengan segala macem deskripsi ngga perlu yang ngga penting-penting amat dalam cerita, dengan pemasukan mitos vampir dan werewolf yang mungkin kreatif karena beda dengan mitos vampir umum namun kurang digali dengan baik, dengan karakterisasi Bella dan Edward yang ketidakberesannya jauh lebih berasa di novel ini (since jauh lebih banyak monolognya Bella, apalagi pengambilannya dari sudut pandang orang pertama, sementara di movie detil2 itu dipotong banyak sehingga Bella berasa lebih normal), dengan diulang-ulangnya pujian2 Edward yang begitu luar biasa amat sangat tampan bagai Dewa Yunani dan membuat Bella kleper-kleper sementara Bella sendiri selalu pesimistis akan penampilannya (dan ngga nyadar kalau dia Madonna sekolah barunya itu) namun banyak yang kontradiktif dari sikap-sikapnya. Belum lagi dengan keplinplanan Edward dan sikap overprotektif ditambah dengan potensinya sebagai stalker. --;

Awal-awal buku masih berasa manis diikuti, namun semakin lama semakin membosankan seiring dengan semakin banyaknya dialog tanya jawab antara Bella dan Edward. Cerita sedikit terselamatkan dengan munculnya 3 vampir asing yang menambah konflik sehingga Bella dikejar-kejar mereka untuk dijadikan mangsa (meski berbeda dengan movie dimana mereka bertiga dah dikasih lihat dari awal-awal, di novel mereka baru muncul dari 1/3 bagian terakhir). 3 vampir itu menambah suspense dalam kisah ini, meski suspensenya cuma sebagai bumbu seadanya supaya ceritanya jadi ngga boring. Endingnya pun cukup standard, mungkin untuk menjadi basis buku selanjutnya.

Yang masih lumayan di novelnya adalah keberadaan karakter-karakter lain yang lebih punya arti (teman-teman Bella, anggota keluarga Cullen yang lain, terutama Alice) sementara di movie teman-teman Bella hanya ada untuk menunjukan interaksi Bella sebagai remaja SMA, dan keluarga Cullen ada karena di novel mereka ada. Padahal masing-masing dari mereka juga punya keunikan, terutama Alice yang masa lalunya beberapa kali disinggung di novel tapi jadi ngga penting di movienya. Begitu pula karakter Jacob, kalau lihat sinopsis novel selanjutnya seharusnya ia adalah karakter penting yang menjadi rival Edward. Tapi kalau lihat di movienya jelas-jelas Jacob kalah dari Edward secara fisik maupun mental.

Tapi gw sendiri ngga bisa menampik kenyataan kepopuleran novel dan movie Twilight yang luar biasa sampe ada yang rela nonton 3-5x. So kesimpulan gw, Twilight mungkin cocok buat mereka yang memang mencari bacaan ringan dengan sedikit guilty pleasure mengenai romantisme vampir-manusia. Tapi buat yang cari bacaan berbobot, Twilight bukan bacaan yang direkomendasikan.

Menurut temen gw yang dah baca, buku ke-2 dan ke-3nya lebih parah dari buku pertama, bikin gw sedih since gw dah beli sampe buku ke-3. --;;;



Friday, November 23, 2007

Everything is Illuminated

Gw menonton film ini ketika sedang didera kerjaan sambil ditemani hiburan televisi. Sekilas gw kira ini film drama surealis dengan tema berat, apalagi dengan pembukaan yang dibawakan oleh Elijah Wood dengan perannya sebagai Jonathan S. Foerner. Surealis memang, dan juga dengan tema yang berat, tapi ternyata tidak sesuram yang gw bayangkan sebelumnya. ^^; Terkadang terselip humor segar yang mengundang gelak tawa.

Musik-musiknya sekilas mengingatkan gw dengan The Godfather Trilogi. Mungkin memang khas musik Eropa Timur. Sinematografi dan dialognya yang sarat makna. Gw sangat terkesan pengambilan gambar daerah pinggir Ukraina dengan hamparan rumput hijau dan pegunungannya. Indahh bangettt. ^^

Film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama. Mengisahkan perjalanan Jonathan, seorang Yahudi Amerika menuju Ukraina, demi mencari seorang wanita yang sudah menyelamatkan kakeknya dari kekejaman Nazi di Trachimbrod. Di Ukraina dia dipandu oleh Aleksandr “Alex” Perchov yang menjadi penerjemahnya, oleh kakek dari Alex (yang juga bernama Alex ^^;), dan oleh Sammy Davis Jr. Jr, seekor anjing keluarga tersebut yang selalu menemani mereka. Selama perjalanan tersebut Jonathan mengetahui banyak hal, mengenai Ukraina, mengenai penduduknya yang sering terheran-heran dengan karakter nyentrik Jonathan, mengenai Augustine yang dulu pernah dicintai oleh kakeknya, dan juga mengenai kisah kelam yang pernah terjadi di Trachimbrod.

Gw sangat merekomendasikan film ini untuk mereka yang menyukai nuansa surealis dan sejarah. Tapi buat yang ngga suka, mengikuti film ini bisa terasa membosankan dan berat. ^^;

Memorable Scene : Ketika Alex sampai ke sebuah rumah kecil dengan hamparan bunga matahari di sekelilingnya. ^^

Monday, August 27, 2007

Ratatouille~


Setelah sekian lama Pixar kembali menyuguhkan hiburan yang amat berkesan buat gw. Animasi berkualitas tinggi ini mengisahkan Remy, seekor tikus (yang amat sangat lucuuu ^___^) yang memiliki lidah yang tajam, otak cemerlang, dengan bakat sebagai koki bintang 5 namun sulit untuk menggapai impiannya karena kenyataan bahwa dia adalah seekor tikus. Dalam alur film ia kemudian sampai di sebuah restoran Perancis terkenal yang sedang mengalami masa krisis, dan bertemu dengan Linguini, seorang pemuda yang tidak jago masak dan bekerja sebagai karyawan di restoran tersebut. Alur ceritanya ngga gampang ditebak dengan karakterisasi tokoh yang ‘ngena’ di hati. Humornya juga segar, asik dilihat dan bisa diikuti segala kalangan.

Gw suka banget dengan Remy. Kalau ada boneka atau merchandisenya mungkin bakal gw beli. Begitu pula dengan soundtracknya. ^^

Ratatouille sendiri merupakan nama makanan tradisional Perancis yang terbuat dari ketimun, tomat, paprika, dan bawang. Secara kebetulan waktu jalan2 di Bali hari pertama breakfast makanan ini disuguhkan di restoran hotel dan gw langsung excited pas liat namanya. Sayang gw ngga suka ketimun. xD;;


http://disney.go.com/disneypictures/ratatouille/
http://en.wikipedia.org/wiki/Ratatouille