Thursday, May 30, 2013

Mari Pulang~ Marilah Pulang~

Hari terakhir di Singapura semakin sulit buat gw untuk bangun pagi. Tapi teman-teman yang lain sepertinya malah lebih gampang bangunnya. Setelah check out dari penginapan, gw dan salah satu teman ilustrator bernama Dewi Tri Kusumah memutuskan melihat-lihat Chinese dan Japanese garden. It's really a relaxing sightseeing place, although buat kita nga se relax itu karena jalan-jalan ngiterin tamannya dengan beban tas punggung dan tas jinjing yang mungkin hampir 10kg an. ++; Tapi Dewi seneng banget ngider disana dan foto-foto.





Dari situ kita langsung ke Changi naik mrt karena jadwal pesawat sudah dekat. Di Bandara dengan kalap gw membeli coklat-coklat Godiva, Valrhona, Neuhaus, dan Nestle Swiss buat oleh-oleh sekalian ngabisin sisa Dolar Singapura yang ada. Waktu ngambil coklat-coklat itu rasanya murah cuma 10 dolar~ 10 dolar~ Waktu ngeh dengan harga konversi Rupiah nya barulah gw meringis ketika menyadari berapa yang gw keluarkan buat beli coklat-coklat itu. --; Hutang pun nambah lagi. Tapi... Tapi... Gw ngga bisa membuang salah satu... T_T 

Setelah itu gw buru-buru ke tempat tunggu karena waktu sudah mepet dan ngga sempet beli makan minum yang macem-macem. Ternyata pesawatnya delay 45 menit. Gw lalu menyantap salah satu Godiva choco bar yang dibeli buat oleh-oleh untuk ganjel perut daripada kena maag. Pesawat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba dan kita semua segera kembali terbang ke Jakarta. Di Sukarno Hatta, Dewi yang juga maniak fotografi menyadari ternyata kita satu pesawat dengan Jerry Aurum dan minta foto bareng. This trip seems to be a really lucky trip for her. ^^

Kami pun berpisah di ketika Bus Damri yang kami tumpangi tiba, soalnya gw ke Lebak Bulus dan dia ke Gambir. Dari bandara sampai stasiun Lebak Bulus butuh sekitar 3 jam. Damn, I'm really back to Jakarta... ^^;;; Ortu gw amat sangat senang dengan coklat-coklat mahal yang gw bawa. Kayaknya mang paling efektif kasih oleh-oleh ke keluarga gw itu kalo berupa makanan mahal yang tahan lama.

Well, liburan sudah usai, banyak kerjaan masih menunggu, banyak video pemprovdki menumpuk untuk ditonton, kamar harus diberesin, utang harus dibayar, lalalalala~
Mari pulang, marilah pulang~


Wednesday, May 29, 2013

Writer & Illustrator Conference Day 2


Besoknya gw dibangunkan teman karena sarapan sudah siap. Kalau hari sebelumnya gw bangun sendiri bahkan sebelum alarm berbunyi, kali ini gw bangun dan bersiap dengan agak malas-malasan. Masih capek euy. ==;

Sampai di National Library Building, sesi pertama sudah jalan setengah jam. Pembicara sesinya Pak Yusuf Gajah, seorang ilustrator Malaysia yang sudah mendunia dan terkenal karena nyentriknya selalu menggambar gajah. Di hari sebelumnya gw minta kritikan beliau untuk ilustrasi cerita topeng kayu. Dibilangnya masih terasa mati dan kurang banyak latihan. Rasanya tertusuk tapi ngga bisa marah juga karena emang gw sangat kurang latihan dan lately juga berasa mati. Mungkin gw memang harus ditusuk sampai bener-bener mati dulu supaya bisa hidup lagi dan kembali menjadi anak-anak. Xd

Sesi-sesi hari ini lebih banyak yang saya ikuti dibanding sebelumnya. Pembicara maupun temanya banyak yang menarik. Gw bahkan dapet hadiah beberapa snack coklat karena berhasil menjawab pertanyaan salah satu pembicara. xd

Ada 1 sesi di luar tentang buku anak yang gw akhirnya putuskan ikutin dengan mengorbankan sesi tentang style pada ilustrasi buku anak, karena pembawa acaranya adalah translator yang banyak mentranslasi komik, novel, dan game Jepang. Diantaranya Final Fantasy 10, Final Fantasy 12, Phoenix Wright, dan Apollo Justice. Kapan lagi bisa ngomongin Phoenix Wright sama translatornya langsung \(*O*)/. 

Phoenix Wright dan Apollo Justice adalah game-game yang terasa banget effort translatornya dalam melakukan pekerjaannya secara maksimal dengan tetap mempertahankan kualitas humor yang ada sehingga versi bahasa Inggrisnya masih sangat enjoyable buat diikutin. Gw juga baru tahu kalau dia sampai harus mikirin sistem huruf bahasa Albhed di FFX dan mikirin logat-logat karakter di FFXII supaya translasi ke bahasa Inggrisnya rapih dan bisa diterima baik secara internasional.


Hari ini gw juga menyempatkan diri ke Brass Basah untuk mencari buku-buku anak yang murah dan akhirnya membeli "While We were Out" dan "Marguerite's Fountain", keduanya seharga sgd10. Tadinya gw juga mau beli buku-buku Beatrix Potter karena ilustrasinya yang menawan. Tapi seperti yang sebelumnya gw bilang, gw ngga boleh beli macem-macem supaya isi tas tidak terlalu berat dan masih bisa hemat uang. Soalnya gw masih mau beli cokelat di hari terakhir. Jadi gw putuskan 2 itu saja sebagai buku terakhir yang gw beli di Singapura kali ini.

Keseluruhan AFCC buat gw... Well, thank God it's not as bad as I think it will be. I'm not really having an exciting moment, but it all went quite well and very insightful too. I'm happy that I really enjoyed it. Oh, and I could get a lot of free foods too. Xd

Malam harinya gw pergi ke National Botanical Garden. Sampai disana udah jam 7an waktu singapura, langit sudah gelap, dan di dalam taman sudah cukup sepi meski masih ada orang. Ada yang joging, ada yang jalan-jalan bareng teman, ada yang sedang pacaran berduaan... Tamannya amat sangat besar dan gelap karena sudah malam. Ada sih lampu dimana-mana tapi tetap tidak maksimal penerangannya. Buat gw jalan-jalan sendirian kesini mungkin jadi kayak uji nyali apa gw kuat ngiterin dari ujung satu ke ujung lainnya, apa gw bakal nyasar, apa gw bakal dikagetin sama yang aneh-aneh ato ketemu orang aneh... Ngga nyampe setengah jarak akhirnya gw memutuskan untuk muter balik ke pintu awal masuk, tapi yah pake acara nyasar dulu. --;

Jam 9 malam gw sudah kembali ke penginapan, mandi, sempat ngobrol dikit dgn cewek bule yg ceritanya mau nekat ngiter dari Jakarta ampe Lombok pake kendaraan umum. Yah gw nyaranin langsung pake travel aja sih buat tempat-tempat yg susah pake angkutan umum, biar praktis dan aman. Sejenak gw juga pake internet hostel untuk mengikuti perkembangan kabar tanah air. Sampai jam 12 malem beberapa teman nginep gw di Green Kiwi masih blum balik-balik. Entah kali ini mereka jalan2 kemana, untung deh gw ngga ikutan, soalnya besok gw masih mau jalan-jalan ke Chinese dan Japanese Garden nya Singapura. =p


Tuesday, May 28, 2013

Writer & Illustrator Conference Day 1


Setelah bangun, mandi, siap-siap, dan sarapan, gw bersama teman-teman Green Kiwi lain berangkat ke National Library Building. Biasanya gw fans berat mrt, tapi jalur dari penginapan ke tempat tujuan jauh lebih praktis bila menggunakan bus. Tema-tema seminar tahun ini tidak sebanyak event AFCC yang sebelumnya saya datangi. Untungnya jadi lebih mudah memilih mau ikutan yang mana. 



Yang diterima di Book Illustration Gallery juga lebih banyak sehingga kali ini gambarnya kecil-kecil dan hanya ditempel di board sebelum dipajang. Tapi event kali ini lebih bermodal. Ada makan siang, minuman, dan 2x snack untuk peserta. Stand yang jualan kali ini lebih banyak dan banyak sekali buku-buku yang menggoda. Tapi keterbatasan dompet dan bagasi membuat gw harus banyak menahan dan menjaga diri. --; Ada 2 buku yang akhirnya gw beli, Keduanya ditulis dan diilustrasikan oleh Jon Klassen. Yang 1 "I want My Hat Back" yang sangat terkenal, versi paperback, dan 1 lagi berjudul "This is not My Hat" versi hardcover.

 

Seminar folklore yang gw tunggu-tunggu ternyata kurang sesuai dengan ekspektasi. Pembawa acaranya hanya sekedar membaca teks sehingga agak membosankan. Seminar lainnya tapi menarik untuk diikuti. Naomi Kojima membuka wawasan akan ilustrasi buku-buku anak yang bagus yang belum saya lihat sebelumnya. Orangnya juga ramah banget waktu gw tanya-tanya. John McKenzie juga kembali menambah pengetahuan mengenai literatur anak dan aplikasinya dalam dunia pendidikan, kali ini melalui cerita Si Kancil. Gw juga ikutan melihat sesi kritik untuk ilustrasi. Beberapa teman mensubmit karya mereka untuk mendapatkan kritikan yang konstruktif dari para panelis. Konon tahun kemaren panelis-panelisnya lebih sadis daripada yang tahun ini. =p

Di sore hari kami kembali mendapat makan malam gratis karena ikutan acara Singtel Award. Beberapa teman ada yang masuk nominasi dari Indonesia sehingga kami bisa masuk sebagai pendukung. Sayang tidak ada delegasi indonesia yang memenangkan award tersebut. Tapi katanya bisa masuk nominasi saja sudah sangat menaikkan nilai prestise baik sebagai writer maupun yang ilustrator. Makanan kali ini juga enak-enak dan bahkan disediakan wine. Lumayan menolong untuk gw yang sedang batuk-batuk. ^^

Dari acara award, beberapa mau belanja di Mustafa Centre - Little India. Gw malas sebenarnya belanja di tempat yang kalau saya pernah lihat dari acara tv sepertinya crowded sekali. Tp karena penasaran tidak pernah ke area Little India, akhirnya saya ikutan. Kesannya... Mirip-mirip Ratu Plaza campur ITC tapi banyak banget barangnya, Carefour 3 lantai yang sangat crowded. Bukan favorit gw lah tempat belanja. Kelebihannya... Tempat ini buka 24jam, tp gw bukan tipe yg doyan belanja subuh-subuh. --;

Dari Mustafa Centre kami berjalan kaki dan sampai ke penginapan sekitar jam 12 malam. Habis mandi gw pun langsung terkapar dan tidur dengan nyenyak karena kecapekan. 


Monday, May 27, 2013

To Singapore AFCC 2013



Dengan mengenakan sepatu yang disuruh dipakai oleh Nyokap selama di Singapura, gw pun berangkat menuju bandara. Tadinya gw berencana naik DAMRI, tapi bokap ternyata susah-susah meminjam mobil dan meminta tolong temannya mengantar gw sampai bandara. ;_;

Perjalanan ke bandara untungnya macetnya masih bisa ditoleransi dan gw sampai terminal 3 ngga mepet-mepet amat. Tadinya gw heran karena seingat gw dulu terminal 3 untuk domestik. Tapi terminal ini ternyata sudah dipermak supaya terlihat lebih bersih dan keren. Cuma yah tempatnya masih kecil dan isi tokonya juga kurang lebih masih seperti waktu masih jadi terminal domestik. Selain itu, meski sudah dipoles, gw masih lebih suka terminal 1. Aura terminal 1 sebagai terminal bandara Sukarno Hatta dengan nuansa etnik Indonesia dan kemegahannya sebagai terminal internasional masih sangat kental terasa. Ngga tau sih terminal 1 sekarang dipakai untuk apa.

Gw juga cukup dikagetkan dengan keberadaan timbangan di depan imigrasi dari pihak AirAsia yg menerapkan tas maksimal 7kg untuk dibawa ke cabin. Total bawaan gw lebih dari 7kg dan gw nga beli bagasi. Ketika tanya di loket bagasi ternyata biaya beli bagasi langsung dari airport itu 300rb lebih dan gw hampir pingsan mau nangis. Melihat kepanikan gw, mas penjaga counternya mencoba menawarkan untuk menimbang dan tas punggung gw ngga lebih dari 7kg. Lalu si mas AirAsia pun menjelaskan yg maks 7kg cuma tas besar/koper, dan tas laptop tidak dihitung sehingga gw tidak perlu membeli bagasi. Langsung pengen sujud sukur cium tanah rasanya waktu mendengar itu. T___T

Setelah masalah bagasi selesai, gw menunggu imigrasi yang belum buka dengan nangkring di lounge khusus untuk para pemegang kartu prioritas. Bokap minjemin gw kartu prioritasnya ngelounge. Ada untungnya juga keluarga gw pernah sempat masuk golongan ekonomi b+. xDD

Sayangnya untuk ukuran lounge para pemegang kartu prioritas, terus terang gw ngga impressed dengan kondisinya. Seleksi makanan yg ada sangat terbatas. Ada bubur ketan item tapi ngga ada santan nya. Pelayanan juga seadanya dengan beberapa laler bersliweran, ditambah sales anz yang gigih berjuang mencari mangsa dengan cara yg rada annoying. Ngga tahu sih kalau di terminal 1 kurang lebih kayak gini juga atau tidak. Gw akhirnya hanya memutuskan makan toasted bread dengan mentega dan selai sambil berharap trip 4 hari ke depan tidak seburuk kondisi lounge ini. 

Ketika waktunya tiba, pesawat pun terbang menuju negeri singa dan mendarat dengan lancar. Dengan mengandalkan lrt dan mrt (moda transportasi yang selalu membuat gw berat hati setiap harus kembali ke Jakarta), jalan kaki, dan nyasar sejenak, akhirnya sampailah gw di penginapan Green Kiwi. Gw curiga kalau foto-foto yang mereka pajang itu foto waktu baru buka karena tulisan Green Kiwin ya dah ngga ada green green nya sama sekali. Gw menaruh barang dan melihat-lihat fasilitas hostel ini... Yah... Yg penting bisa tidur, mandi air hangat, dan dapet sarapan lah. 

Sebelum semakin sore, gw menuju National Library Building untuk registrasi acara AFCC. Tak disangka ketemu dengan teman-teman lain yang juga memang sudah janjian dari Indonesia. Tadinya saya mau melihat-lihat Bugis Junction, tp akhirnya saya memutuskan ikutan acara Malaysia Focus (semacam acara makan malam sekalian promosi buku anak dan budaya malaysia) biar dapet makanan gratis. Kapan lagi bisa dinner di lantai teratas gedung National Library sambil memandang Marina Bay Sands dan hotel-hotel mewah di sekelilingnya dari kejauhan. =d

Cuaca di Singapura sedang sangat panas. Bahkan di malam hari pun masih membuat keringetan dan kita jadi sangat tergantung pada ac. Muka gw berasa panas-panas kebakar. Baru kemaren item di Karimunjawa, ini pulang-pulang bisa makin item lagi neh. +_+; Setelah sampai di Green Kiwi, beres-beres, mandi, dan tidur, gw pun bermimpi ada seorang turis bule yang ngga sengaja nendang uler lalu kemudiaan diserang dan digigit uler yang ternyata punya 4 kaki sampe masuk ke dalem got. Entah bagaimana nasib akhirnya. --;

Sunday, May 26, 2013

Sebelum Berangkat

Perjalanan gw ke AFCC Singapura tahun ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kalau dulu gw sangat antusias dan excited mengikuti event ini, kali ini semua awal perencanaan keberangkatan gw dihiasi dengan hal yang membuat kesal dan cemas bertubi-tubi.

Kejadian pertama, sewaktu membeli tiket AFCC di bulan Januari, terjadi kesalahpahaman pembayaran dari pihak bank yang membuat gw panik karena adanya tagihan double. Akibatnya gw harus bolak-balik ngejelasin ke pihak panitia AFCC dan juga nanya ke pihak paypal, dimana cuma dijawab sama auto-generate email dan malah bikin makin runyak karena sempat dikira gw mengcancel pembelian tiketnya.

Kejadian kedua, ketika Imlek ternyata bokap meminta gw dan ade gw memberikan setoran bulanan ke rumah lebih besar setiap bulannya untuk membantu ekonomi keluarga dan membantu membayar cicilan pasar. Praktis membuat catatan budgetary gw harus dipepet-pepet lagi dan gw harus nabung lebih keras untuk keperluan ke Singapura. Untungnya ternyata ortu gw ternyata masih punya sedikit simpanan dolar Singapura dan dikasih ke gw. ;_;

Kejadian ketiga, bulan April, ketika salah satu ilustrasi gw terpilih untuk dipajang di event AFCC ternyata ada diskon sgd150 bagi mereka yang karyanya terpilih untuk pembelian tiket AFCC. Diskon tersebut jadi sia-sia karena gw dah kepalang beli tiket duluan di bulan Januari. Sgd150 klo dirupiahin lumayan banget dan gw sedang dalam kondisi bokek-bokeknya saat itu. Masih terbantu karena ada yang mau beli tiket melalui gw sehingga gw masih bisa dapet 'sebagian' diskon nya. Tapi gw tetap lumayan sakit hati bahkan sampai sekarang. ==;

Semua itu sudah benar-benar menurunkan mood gw dan gw ngga berani ngarepin yang gimana-gimana banget untuk event kali ini. Belum lagi beberapa hari sebelum berangkat gw sepertinya kurang enak badan dan batuk-batuk. Ditambah sehari sebelum keberangkatan mendadak kamera gw menggila sehingga gw hanya bisa ngambil foto seadanya kalau kebetulan kamera gw lagi waras.

Persiapan sudah selesai, mari kita lihat bagaimana 4 hari ke depan...