Tuesday, June 24, 2014

Copras Capres~

Salah seorang rekan kantor bertanya kepada gw, "Masih bingung nih nanti pemilu pilih siapa. Bisa ngeyakinin gw ngga? Enaknya pilih yang mana?"

Rasanya belum terlalu lama semenjak terakhir gw merasakan euforia politik sewaktu Pilkada DKI yang dimenangi tim kotak-kotak. Gw harus bilang itu bener-bener contoh kampanye terbaik yang pernah ada di Indonesia. Tahu-tahu sekarang Indonesia lagi panas-panasnya sama urusan pemilu presiden.

Entah apa karena di era ini peran media sosial diberdayagunakan banget sehingga segala macam informasi dan teori konspirasi (yang entah benar atau tidaknya hanya langit yang tahu) berseliweran kesana kemari dan butuh effort lebih untuk dicerna. Tapi ngga cuma di medsos, pembicaraan panas pun jadi sering bermunculan di lingkungan kantor atau rumah. Ada yang jengah dengan massive nya pembicaraan politik dimana-mana dan memilih apatis. Ada yang kepengen milih tapi jadinya bingung sendiri. Ada juga yang heboh mendukung salah satu capres dengan berbagai macam cara.

Gw pendukung capres nomor 2 tapi gw bukan tipe yang mencoba maksa-maksain opini kecuali ada yang secara prinsip mengganggu logika gw. Hashtag yang gw pasang cuma #Bejo, ngga ikut-ikutan pake avatar angka 2 (lebih karena males gantinya, ya sudahlah).

Jadi begini jawaban gw ke temen kantor, "Pilih berdasarkan kepentingan pribadi elu aja, jadi dikira-kira maunya elu lebih cocok sama capres yang mana. Toh semua orang pada akhirnya memilih berdasarkan kepentingan dan keinginan mereka masing-masing."

Yep! Gw percaya seidealis dan seindah apapun orang mendukung capres jagoannya, sekejam dan sekotor apapun orang menghina capres lawan, ujung-ujungnya mereka memilih karena kepentingan, keinginan, atau harapan pribadi mereka diakomodir salah satu capres. Bahkan hal-hal besar kayak kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik buat gw ya termasuk keinginan pribadi. Kalau negara ini berjalan sesuai apa yang elu mau tentu hidup elu berasa lebih nyaman kan? Balik-baliknya ya ke diri sendiri juga.

Jadi gw memilih Jokowi karena kepentingan pribadi? Ya iya, semua orang begitu kok, cuma mungkin ngga nyadar atau in denial aja. Apa alasan gw memilih Jokowi? Pertama adalah karena gw lebih condong dengan visi misi Jokowi daripada Prabowo. Kedua karena gw bagian dari industri kreatif dan gw merasa Jokowi lebih memperhatikan soal ini dibanding Prabowo. Ketiga karena hasil kerjanya lebih gw rasain. Jakarta masih jauh dari sempurna (masih macet dan banjir euy), tapi gw bisa melihat sudah ada perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Dan dari awal ekspektasi gw lebih ke pembenahan birokrasinya duluan sebelum macet dan banjir.

Tapi bukan berarti gw mempercayai Jokowi 100%. Gw ngga tau apakah setelah dia jadi Presiden dia akan sanggup ngejalanin semua visi misinya atau lagi-lagi tersandera ini itu. Bekingan Jokowi harus gw akui ngga bisa dibilang bersih atau baik semua. Siapa sih yang tahu bagaimana masa depan nantinya. Tapi pada akhirnya ada 1 keinginan gw yang membuat gw tetap memutuskan untuk memilih nomor 2 dengan segala resikonya. Apakah itu? Ntar deh, belakangan aja.

Dan karena ada rekan kerja yang mendukung Prabowo juga gw juga jadi denger cerita-cerita miring soal orang-orang di belakang Jokowi. (Ini bukan soal Jokowi itu Cina Kresten ya. Level gosipan gw nga serendah itu.) Gw menghargai para pendukung Prabowo selama mereka jujur dan masuk akal alasan ngedukungnya. Ada beberapa pendukung Prabowo yang alasannya masih bisa diterima logika gw, lepas dari gw setuju atau ngga dengan pendapatnya. Beda pendapat dan pilihan gpp, yang penting kerjaan ngga kelar dan relasi ngga harus rusak gara-gara pilpres. 

Yang ngga sanggup gw terima biasanya alasan yang model-modelnya bawa-bawa agama, rasis, berita fitnah, ngejelek-jelekin fisik, lalala~ Gw juga ngga suka kalo Prabowo dijelek-jelekan dari agama, ras, fisik, atau status pernikahannya. Fanatisme dan dukungan yang kebablasan ngga pernah bagus kok. :V

Kembali ke kantor gw, setelah mendengar jawaban yang gw tulis di paragraf 5 postingan ini, temen kantor pun sepertinya lebih tenang (mungkin lega karena gw ngga maksa-maksa dia meski gw udah kasih statement dukung nomor 2) tapi dia sendiri masih bingung apa kepentingan pribadinya dan maunya bagaimana.

"Gini deh biar lebih gampang mutusinnya. Kalau Prabowo presiden sih ada gosip Ahok mau dijadiin mendagri. Kalau ternyata ngga jadi mendagri, berarti ya dia masih jadi wagub. Kalau Jokowi presiden, Ahok jadi gubernur DKI dan itu udah pasti karena aturannya demikian. Tinggal pilih aja elu lebih suka opsi yang mana."

Jadi, sudah tahu apa alasan terbesar gw memilih nomor 2? xd

Saturday, June 7, 2014

Mencari Candi di Kota Malang

Pada jaman dahulu kala, Malang merupakan pusat kerajaan Singosari, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok setelah menikahi Ken Dedes, yang tersohor dengan kutukan keris Mpu Gandring. Berbeda dengan kisah cerita rakyat yang pernah saya baca di buku, dimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes untuk menjadi istrinya, di kota Malang justru masyarakat terbalik melihat siapa protagonis dan siapa antagonis nya. Ken Arok dihormati sebagai orang sakti di kota ini, dan dia dianggap menyelamatkan Ken Dedes yang diculik lalu dinikahi dengan paksa oleh Tunggul Ametung. Yah, sejarah selalu punya minimal 2 sisi yang berbeda, tergantung dari sudut pandang siapa. :V 

Eniwei, di kota Malang ini terdapat beberapa candi peninggalan Singosari yang cukup penting. Bangunannya semuanya masih menggunakan batu andesit, tapi desain bangunannya khas candi-candi dari Jawa Timur. Bisa dibilang candi Singosari ini ada di masa peralihan sebelum masuk ke gaya Candi Majapahit yang menggunakan batu bata merah.

Candi-candi di Malang yang sudah saya kunjungi adalah Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singosari. Harusnya ada lagi sih selain 4 ini, tapi karena keterbatasan waktu dan informasi jadi nga sempat cari-cari lagi. >,>



No head Durga statue...?
Kesan pertama yang gw tangkep dari Candi Badut adalah Candinya kecil. xD Bagian atapnya sudah tidak ada. Khusus Candi Badut sebenarnya bukan Candi peninggalan Singosari, melainkan peninggalan Prabu Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan yang usianya lebih tua lagi (sekitar 600-700 Masehi). Jadi style bangunan dan reliefnya juga lebih tua. Kerajaan Kanjuruhan juga berpusat di kota Malang sampai kemudian menghilang entah apa sebabnya.


Yg warnanya agak beda emang aslinya begitu, bukan tambahan.

Kalau Candi Kidal sudah masuk sebagai Candi Singosari. Candi ini didirikan untuk penghormatan kepada Anusapati, putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung yang dibesarkan oleh Ken Arok. Tapi candinya dibuat agak jauh di pedesaan karena kurang harmonisnya hubungan Anusapati dengan Ken Arok maupun saudara-saudaranya. Bentuk candi sudah bergaya Jawa Timuran yang langsing dan tinggi. Pada candi ini dipahatkan relief kisah Garudeya yang berbakti menolong ibunya, Dewi Winata. Konon batu-batu di sudut-sudut candi bisa menyala dalam gelap karena kandungan fosfornya.

Lagi hujan jadi batu-batunya basah.
Entah arca apa. Kepalanya udah nga ada. ;_;

Candi Jago, sayangnya tidak utuh, tapi cukup besar. Bentuknya unik dan gw ngebayangin kalau dalam kondisi utuhnya candi ini lumayan megah. Karena cukup besar, reliefnya pun banyak dari berbagai cerita. Waktu gw sampai ke candi ini sayangnya lagi hujan dan buru-buru mengejar kereta api, jadinya ngga bisa perhatiin sampai benar-benar puas dan ngga bisa banyak nanya soal cerita di balik candi ini... T___T Konon candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara untuk menghormati ayahnya, Raja Wisnuwardhana.

Me at Singosari Temple~



Lalu candi terakhir yang gw kunjungi di Malang adalah Candi Singosari. Bentuknya kayak Candi Kidal tapi bertingkat 2, meskipun gw ngga tau naik ke lantai 2nya darimana atau pakai apa kalau jaman dulu. :S Candi ini dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, tapi banyak arca yang sudah dihancurkan atau tidak diselesaikan. Kemungkinan karena Singosari diserang dan dikalahkan oleh kerajaan Kediri, sehingga ada yang dihancurkan atau ada yang pengerjaannya ditinggal sebelum selesai.

Well, kayaknya ini adalah postingan terakhir gw tentang kisah jalan-jalan di Jawa Timur kemarin. Semoga gw masih ada kesempatan lagi untuk keliling-keliling Jawa karena masih banyak banget peninggalan-peninggalan sejarah yang tersebar di Pulau Jawa, belum lagi kalau ngitung seluruh Indonesia. I hope I can see them all when I'm still alive. \(*___*)/

Sekarang gw ngapain? I guess I'm preparing for my next adventure. Wish me luck~ 

Friday, June 6, 2014

JaTim Park 2~

Mengunjungi kota Malang kurang lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi Kota Batu. Apalagi belakangan ini mereka lumayan terkenal karena keberadaan tempat-tempat wisata yang baru dan menarik, seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Batu Night Spectacular, dan lain sebagainya. Gw dan Miki-Sensei hanya mengunjungi Jatim Park 2 karena dengar-dengar gosip dari sana-sini kalau Batu Secret Zoo adalah kebun binatang terbaik se Indonesia dan Museum Satwa nya juga bagus banget. Sementara Jatim Park satu lebih seperti wahana permainan ala Dufan dan BNS kemaleman buat kita yang hanya menggunakan angkot sebagai penunjang transportasi selama berada disini.

Gw sendiri ngga pengen ekspektasi ketinggian biar ngga kecewa jadi gw ngga berharap yang aneh-aneh sewaktu sampai di Jatim Park 2. Jadi apa saja yang gw temukan selama berada disana?

Well...
It actually a very very well-managed place.
Lupakan kebun binatang Surabaya atau Ragunan! This place rocks! \(*O*)/

Sewaktu tiba dan memasuki area JatimPark2, sekitar jam 10 siang, kupu-kupu berhamburan beterbangan kesana kemari seolah menyambut siapapun yang datang berkunjung. (Atau memang di Kota Batu banyak kupu-kupu dan gw sebagai orang kota terlalu norak buat liat pemandangan semacam itu? I dunno...) Harga tiketnya cukup bikin terkejut sih, 100ribu untuk Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. Tapi karena kita kepo sama Eco Green Park, maka kita beli tiket yang 120ribu supaya bisa mengunjungi 3 tempat di Jatim Park 2.

4 buaya lucu penjaga museum

Tempat pertama yang kita masukin adalah Museum Satwa, soalnya Batu Secret Zoo lagi rame banget dengan orang yang meringsek masuk ketika kebun binatang itu dibuka. Memasuki gedung Museum Satwa, kita disambut kangguru pake kaos maen gitar lagi duduk-duduk sama buaya bertato di dalam sangkar ayam raksasa dengan replika bunga dan pohon serta berbagai burung yang seolah sedang berkicau. I really have no idea what's the concept for all this... o___o;

Don't ask me why...
Yah lobbynya emang agak surreal. Ya sudahlah, selera yang bikin... Gw sendiri baru ngeh setelah masuk lebih dalam bahwa Museum Satwa adalah museum yang memamerkan koleksi hewan-hewan yang berasal dari segala penjuru dunia dan diawetkan, kemudian ditata supaya menarik dilihat sesuai dengan habitat masing-masing. Ada juga dipamerkan fosil dan replika hewan purba. Koleksinya bener-bener buanyaaakkks, dan menurut gw edukatif banget.




Puas dengan Museum Satwa, kita pun melanjutkan ke Batu Secret Zoo. Hewan-hewannya masih hidup, finally! \(*O*)/ Hal yang sangat gw suka di Batu Secret Zoo adalah bagaimana pengunjung diatur untuk berjalan dalam 1 alur sehingga ngga nyasar. Koleksi hewannya ternyata banyak banget dan urutan munculnya disusun dengan baik sehingga bisa membangun ekspektasi pengunjung. Mulanya monyet kecil, binatang unyu, hewan-hewan herbivora yang lebih besar, beberapa unggas, ikan, reptil, tau-tau ada hewan-hewan Afrika, gajah, jerapah, singa. macan, sampai hewan liar favorit gw, beruang. :3


Yah gw ngga mungkin ceritain hewannya satu-satu jadi gw pajang saja beberapa foto untuk ngasih gambaran. Tapi kalo pengen tau banget mendingan datengin tempat ini langsung. ^^ Kondisi hewannya juga baik dan terawat. Ada beberapa tempat menurut gw wilayahnya agak kekecilan, tapi overall sih oke lah. Paling ngga Batu Secret Zoo ini set standard baru bagaimana seharusnya sebuah kebun binatang dimanage. Gw ngga heran lah kalo ada yang bilang ini kebun binatang terbaik se Indonesia.

Om nom nom nom~
Although gw sedikit mengkritik pembajakan karakter Disney dan Pixar yang nongol dalam bentuk patung replika di wilayah ini. Yah emang sih anak-anak seneng, tapi rasanya kurang etis aja.

Tenaga kita lumayan terkuras keliling-keliling Museum Satwa dan Batu Secret Zoo yang wilayahnya ternyata cukup luas. (Entah apa emang tempatnya gede ato pemanfaatan ruangnya yan bagus banget.) Masih ada 1 lagi yang akan dijelajagi yaitu Eco Green Park. Tadinya gw kira ini semacam taman rekreasi kayak di Ragunan yang ada bebek-bebekan di danau, buat orang jalan santai aja.

Ternyata gw salah. Eco Green Park adalah taman rekreasi berkonsep edukasi lingkungan hidup, dimana mereka mengajak pengunjungnya untuk keliling-keliling melihat berbagai macam hal terutama yang berhubungan dengan kesadaran menjaga lingkungan hidup. Ada peternakan kecil, kebun kecil, tempat membiakkan jamur, musical fountain, edukasi bencana alam, edukasi pengolahan barang bekas, dll. Gw rasa konsep utama Jatim Park 2 ini emang wisata edukasi deh.

Sayangnya gw ngga banyak ambil foto maupun memperhatikan mainan-mainan disini satu persatu gara-gara kehujanan waktu lagi keliling-keliling. Bawa payung sih untungnya, tapi hujannya lumayan besar jadi tetap saja kebasahan. Jadi klo penasaran, monggo di google saja~ :)

Yang cukup mencolok dari Eco Green Park ini adalah koleksi unggas mereka yang jauh lebih banyak daripada di Batu Secret Zoo. Mulai dari yang cuma bisa jalan, bisa terbang, bisa ngomong, bisa nyanyi-nyanyi, bisa berenang, sampe bisa berburu tikus malem-malem, semuanya ada disini. O_O

Owh, jingle Eco Green Park yang semi dangdut semi keroncong itu juga lumayan mencolok dan terdengar dimana-mana. Ayo belajar dan bermain di Eco Green Park~ :V

Gw sendiri tapi melihat perawatan Eco Green Park agak kurang dibanding Batu Secret Zoo. Mungkin karena kalah tenar juga dan mayoritas orang kesana untuk Batu Secret Zoo dan belum tentu membeli tiket terusan ke Eco Green Park. Ini taman yang kreatif banget sebenernya, jadinya sedikit berasa sayang kalo kualitas perawatannya beda sama Batu Secret Zoo.

Hal lain yang gw perhatikan adalah yang jualan di tempat ini bener-bener rapiiih. Nga ada yang namanya pedagang asongan teriak-teriak menjajakan jualan. Tempat jualan dan makannya juga ditata kira-kira orang butuh istirahat dimana aja. Toilet tersedia dengan baik dengan jarak yang memadai. Sewaktu mau keluar dari Batu Secret Zoo, ternyata ada tukang jualan jamu botolan yang ngasih tester jamu nya. Klo di Malang jamunya enak-enak jadi gw beli dengan senang hati temulawak dan beras kencur. Bagus buat pegel-pegel dan jaga kesehatan. ^^

Final words gw, Jatim Park 2 adalah tempat wisata yang cocok banget buat mereka yang suka wisata edukasi, terutama keluarga-keluarga. Anak-anak seneng dan dapet ilmu, orangtua juga terhibur dan bisa menikmati. Buat jalan-jalan bareng temen juga oke. Ato kayak gw dan Miki-Sensei yang sekedar kepo pengen tau aja tempatnya kayak gimana. Dan kita sama sekali ngga nyesel berkunjung kesini. ^^


Wednesday, June 4, 2014

Wisata Museum Kota Malang

Ada 3 museum yang sempat gw kunjungi selama berada di Kota Malang. yang pertama ada Museum Brawijaya yang terletak di Jalan Ijen. Kalau dari stasiun kereta api tinggal naik angkot ADL dan minta berhenti di museum ini. :)



Museum Brawijaya merupakan museum berisi sejarah Tentara Nasional Indonesia (dulu lebih dikenal dengan nama ABRI). Di halamannya terdapat tank tentara yang dapat dilihat dari dekat. Di dalam museum sendiri terdapat 2 ruangan. Sebelah kanan berisi sejarah Perang Kemerdekaan, terutama mengenai sepak terjang Jenderal Sudirman. Lalu di sebelah kiri pintu masuk merupakan ruangan yang menampilkan sejarah ketika sering terjadi pemberontakan internal di Indonesia sampai G30SPKI.

Pada halaman belakangnya terdapat gerbong maut yang terkenal berhantu. Dulu di dalam gerbong ini tentara Belanda memaksa memasukkan sekitar 100 orang tawanan perang Indonesia untuk dikirim dengan kereta api. Jangan dibayangkan kapasitas gerbong jaman sekarang ya, soalnya yang ada di sini sangat sangat tidak manusiawi untuk bisa dijejali 100 orang. +___+; Akibatnya hampir semua orang di dalam gerbong itu meninggal atau luka/sakit parah karena panas (gerbongnya kira-kira dari besi) dan kehabisan udara. Gw nggak dan nggak akan ambil foto disitu, tapi gw sungguh berharap mereka yang meninggal bisa mendapatkan kedamaian.


Museum selanjutnya adalah Museum Malang Tempoe Doeloe. Letaknya cukup dekat dengan stasiun kereta api, harusnya bisa jalan kaki dari situ. Museum ini juga sederet dengan Rumah Makan Inggil. Kalau hanya sekilas lewat, orang tidak akan sadar kalau tempat ini adalah museum karena dari luar agak seperti toko kecil entah apa yang dijual di dalamnya. Tapi bagian dalamnya ternyata cukup luas dan ditata dengan kreatif untuk memanfaatkan keterbatasan ruang secara maksimal.


Museum Malang Tempoe Doeloe mengisahkan perjalanan sejarah kota Malang mulai dari jaman Singosari hingga Perang Kemerdekaan. Meskipun kebanyakan koleksinya adalah replika, museum ini menarik karena pengaturan dan penyusunan barang-barang yang membuat pengunjung mengikuti alur yang sudah disediakan dari jaman ke jaman untuk mengetahui lebih dekat mengenai sejarah kota ini.


Lalu Museum Purwa, gw ngga terlalu perhatiin lokasinya tapi sepertinya dekat wilayah yang banyak kampus. Museum ini sungguh kecil sih, cuma ada 1 ruangan yang berisi koleksi batu-batu candi, terutama peninggalan kerajaan Singosari mengingat di kota ini terdapat beberapa candi peninggalan Singosari. Alangkah baiknya kalau museum ini lebih dikembangkan dan diperbaiki supaya perawatan koleksinya bisa lebih baik.



Gw ngga tau apakah ada museum lainnya di kota ini. Kalau ternyata ada, mohon diinfokan. ^^ Bila mampir ke kota Malang dan suka sejarah, silahkan mengunjungi museum-museum ini.~


Tuesday, June 3, 2014

Makan-makan di Kota Malang

Ada 3 tempat makan yang cukup berkesan selama gw berada di Kota Malang. Sebenarnya gw ngga cuma makan di 3 tempat ini sih selama berada disana, cuma ada beberapa tempat yang ngga bahkan ngga cari tahu namanya lagi saking udah capek dan lapar. ^^;


Yang pertama adalah Inggil, sebuah rumah makan tradisional Jawa dengan menu yang menurut gw unik-unik entah khas Malang atau khas Jawa Timur pada umumnya. Banyak masakan sayur yang menarik, tapi karena lidah gw dengan cabe tidak bisa saling mengerti dan menerima satu sama lain maka gw cuma bisa makan perkedel tempe, dan menurut gw perkedel tempe ini unik karena gw ngga pernah makan tempe yang dimasaknya kayak gini. ^^ Gw ngga tau sih di Jawa Timur atau Malang masakan ini disebutnya apa, tapi karena bentuk dan cara pengolahannya mirip perkedel, maka gw sebut saja demikian.~

Let's have a feast!!!
Rumah Makan Inggil memiliki desain dekor khas Jawa dengan sedikit aksen barang-barang antik jaman kolonial Belanda. Jadi suasana tempatnya unik dan tradisional. Ada panggung pertunjukannya juga, jadi mungkin suka ada acara atau pertunjukan pada hari-hari tertentu. Di bagian depan ada toko oleh-oleh yang mungkin bisa dikunjungi oleh mereka yang mencari oleh-oleh atau pernak-pernik unik di Kota Malang. :)


Yang kedua ini cukup tersohor dan konon menjadi tempat wajib untuk dikunjungi para pelancong, yaitu Toko Oen. Biasanya orang datang untuk membeli es krim dan sedikit camilan (atau oleh-oleh berupa makanan), tapi tempat ini juga menyajikan menu-menu main course yang khas Belanda-Indonesia yang cara masak maupun pelayanannya sepertinya tidak berubah sejak jaman dahulu. 

On Nom Nom Nom~
Karena gw dan Miki-Sensei sudah kelaperan waktu sampai disini, kami pun memesan menu main course, snack, dan salad. Semuanya enak-enak dan membuat kita sedikit bernostalgia bagaimana masakan-masakan jaman dulu yang kira-kira seperti yang sedang kami makan. Gaya bangunan Toko Oen juga sepertinya dipertahankan agar nuansa jadulnya tetap terjaga.

Sweet & Refreshing~
Terakhir, dikeluarkanlah es krim yang jadi menu andalan tempat ini. Es krimnya mengingatkan gw sama Ragusa di Jakarta. Tekstur es nya masih terasa dan cepat meleleh. :)

Terakhir, Ocean Garden. Although gw ngga sempet foto-foto disini. Letaknya di dekat Stasiun Malang Kota Baru, dekat juga sama Rumah Makan Inggil. Tempat ini sering jadi pilihan untuk makan-makan bersama keluarga atau ramai-ramai dengan teman. Gw sendiri makan disini karena ditraktir oleh Paman dan Bibi nya Miki-Sensei yang tinggal di Kota Malang. Om, Tante, terima kasih banyak untuk semua kebaikan kalian. \(^_^)/ 

Menunya makanan khas Jawa Timur yang cukup umum dan variatif, jadi banyak pilihan untuk banyak selera. Tempatnya juga luas, orang bisa pilih mau lesehan atau duduk di bangku. Favorit gw jamur tiram goreng tepung (di Jakarta terkenal sebagai Jamur Crispy) dan masakan sayurnya yang enak-enak. :d

Demikian sedikit review gw soal tempat-tempat makan di Malang. Harusnya sih masih ada tempat lainnya yang layak dicoba. Mungkin kalau gw ada kesempatan ke kota ini lagi gw akan cari-cari tempat lain yang unik-unik. ^^

Candi-Candi Berbatu Merah Majapahit

"Mbak wartawan ya? Ooh, jangan-jangan arkeolog?"

Ngga dua-duanya, mas. ^^;
Begitulah kira2 pertanyaan yang sempat terlontar sewaktu kami naik bus ke arah Kediri dari Terminal Kertajaya. Kayaknya gw dan Miki-Sensei merupakan pemandangan yang lumayan langka di kota ini dan di dalam bus itu. Tapi gw cukup suka dengan keramahan kepo penduduk mojokerto. Sesuatu yang ngga mungkin gw dapatkan di Jakarta.

Trowulan, Mojokerto, sebuah kota yang kaya akan sejarah dan peninggalan-peninggalan Majapahit di masa jaya nya. Tempat ini sudah menjadi impian besar sejak beberapa tahun terakhir untuk gw kunjungi. Sebagai orang Indonesia pecinta sejarah, sudah selayaknya gw sowan ke tempat ini seperti ke Borobudur, Prambanan, dkk.

Kami turun di perempatan Trowulan dan segera mencarter ojek. Kira-kira per orang 100ribu untuk keliling kawasan Trowulan selama kira-kira 5 jam. Buat yang mikir "cuy, mahal banget itu" yah tampilan kita agak susah buat minta lebih murah dan kita juga ngga ada yang jago nawar. Belum lagi nga ada yang bisa Boso Jowo diantara kita. Klo emang dimahalin gw anggep amal saja lah. -_-;


Perhentian pertama kita milai dari yang paling jauh dulu, yaitu Candi Tikus. Dinamai demikian karena waktu digali ternyata disitu ada banyak sekali tikus-tikus nakal hama pak tani. Mungkin malah tadinya mereka mau memusnahkan sarang tikus, tapi tau-tau ketemu candi. Candi Tikus merupakan tempat suci pentirtaan untuk ngambil air buat keperluan upacara. Candinya tidak utuh dan digenangi air yang tinggi rendahnya bergantung pada musim dan cuaca. Candi-candi di trowulan terbuat dari bata merah. Tapi kadang masih ada batu andesit untuk bagian-bagian tertentu. Pada Candi Tikus, bagian bawah yang tergenang air menggunakan batu andesit.


Di dekat Candi Tikus ada Candi Bajang Ratu. Kalau perginya ke Candi Tikus duluan pasti sempat melewati candi ini. Candi Bajang Ratu masih dipertanyakan apakah sebenarnya bangunan candi ataukah gapura, soalnya samping-sampingnya diperkirakan berupa tembok tetapi bentuk atapnya seperti atap candi dan terdapat relief pahatan terutama di bagian atap. Menurut petugas yang berjaga, candi ini diperkirakan pembuatannya berhenti di tengah jalan pada masanya. Jadi relief-relief bagian bawah memang belum selesai dan banyak ang flat. Ada pendapat kalau candi ini sebenarnya didirikan untuk Jayanegara, putra Raden Wijaya, Raja Majapahit yang banyak skandal aneh dan dibunuh oleh tabibnya sendiri.

Dari Candi Bajang Ratu, kita dibawa pak ojek ke Museum Trowulan, Pusat Informasi Majapahit. Gw cukup terkesan dengan kerapihan museum ini. Yah, ada 1-2 hal yang bisa ditingkatkan sih (misalnya tolong dipasang ac gitu) tapi koleksinya cukup banyak dan lumayan memberi gambaran bagaimana kira-kira kehidupan kala zaman Majapahit dulu. Ada hal-hal yang menurut gw masih bisa ditemukan bahkan di jaman sekarang, seperti kendi dan mangkok tanah liat atau pola lantai batu berbentuk segi enam. Di belakang gedung ada banyak koleksi patung batu, prasasti, serta situs penggalian. Katanya sih yang sedang digali merupakan peninggalan rumah-rumah di Majapahit dulu.

Tak jauh dari museum, ada makam Putri Champa, jadi ya sekalian mampir aja mumpung dekat. Tadinya gw ngga ngeh sama sekali Putri Champa itu siapa, cuma pernah denger-denger namanya. Setelah nanya dengan penjaga disana, gw baru tahu kalau dia adalah istri Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, dan ibu dari Raden Patah, pendiri kerajaan Demak. Prabu Brawijaya V dan Putri Champa dimakamkan berdampingan di tempat tersebut, dan disekitarnya ada makam-makam yang lebih kecil yang kemungkinan untuk kerabat dan anak buah mereka. Gw kaget banget setelah tahu ternyata itu makam orang penting. Oo; Pada saat yang sama gw juga miris karena makam sepenting itu kondisinya agak menyedihkan. Semoga situs ini ke depan bisa makin diperhatikan pemerintah setempat dan dirapihkan. Btw, karena ini makam, kita ngga berani foto-foto disini. ^^;


Hari semakin siang dan perjalanan berlanjut ke Gapura Wringin Lawang. Saking teriknya, gw dan Miki-Sensei ngga tahan untuk ngga beli es tebu yang dijual disitu. Gapura ini katanya sih pintu masuk ke dalam kota Majapahit dulu. Emang sih rada besar, tapi gw masih bingung kalau semacem kuda dan carawan apa lewatnya situ juga. Tidak ada relief apapun pada gapura ini, benar-benar hanya susunan bata merah yang menjulang tinggi. Ada sesajen diletakkan di gapura oleh penduduk setempat. Waktu mengisi buku tamu, ternyata ada juga yang menggunakan pemandangan di Wringin Lawang untuk foto prewed. Xd Boleh~ Boleh~

Selanjutanya kita dibawa ke Candi Gentong yang... ngga keliatan candi sama sekali. Tidak banyak yang bisa dilihat karena candi ini lebih seperti tumpukan batu bata yang berantakan. Untungnya ada penjaga yang bersedia cerita-cerita sejarah candi ini. Candi gentong dinamai demikian karena waktu ditemukan gundukannya berbentuk seperti gentong. Konon candi tersebut dulunya juga pentirtaan untuk memandikan mayat sebelum dibakar. Ada peneliti yang mengatakan Candi Brahu sebagai tempat pembakarannya, tapi belum ada bukti konkrit yang mendukung hipotesa tersebut.

Hanya 300 meter dari Candi Gentong, kami pun sampai di Candi Brahu. Candi ini dipercaya sebagai candi Buddha dan tidak ada relief apapun di batu bata nya. Bentuk candinya agak aneh, sepertinya gw harus mencari tahu lagi apa makna bentuk bangunannya. Candi ini juga cukup ramai pengunjungnya. Mungkin karena sekarang hari Minggu.


Terakhir, kita mengunjungi Mahavihara Mojopahit yang terkenal dengan patung Buddha tidur berwarna emas. Banyak turis lokal yang juga berwisata ke tempat ini. Entah apa biksu-biksu disana sudah nrimo aja dengan keramaian weekend para pengunjung. ^^; Mahavihara Mojopahit juga lumayan terkenal di kalangan backpacker karena bersedia menerima tamu untuk menginap disana dengan bayaran seiklasnya. Taman-taman yang ditata di tempat ini juga mengingatkan gw sama taman zen, cuma ya versi Indonesia. :d



Demikian rangkaian perjalanan kami keliling-keliling candi-candi di Trowulan. Setelah membayar para tukang ojek dan isi perut, kami naik angkot coklat dari perempatan Trowulan sampai kembali ke Terminal Kertajaya. 

Gw sungguh berharap wilayah Trowulan maupun kota Mojokerto bisa dirapihin infrastrukturnya karena situs Majapahit ini terkenal banget tapi orang susah akses karena kurangnya fasilitas. Alangkah baiknya kalau kota ini bisa semakin baik dan usaha-usaha yang ada bisa meningkat pemasukannya. Jadi masyarakat ngga harus bergantung sama keberadaan pabrik yang bisa merusak wilayah penuh situs bersejarah ini. Kalau masyarakat bisa mendapatkan uang dari wisata sejarah, gw rasa penduduk setempat pasti dengan senang hati menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan bersejarah yang mungkin saja masih menanti untuk ditemukan kembali. :)