Showing posts with label social. Show all posts
Showing posts with label social. Show all posts

Thursday, July 2, 2015

Lika-liku Ojek dan GOJEK

Sebelumnya gw mau ngiklan sejenak. Buat yang mau coba Gojek pertama kali, bisa coba masukin referral code 542716465 biar dapet Go-Jek credit Rp50.000,- buat ngegojek gratis. :)

Beberapa minggu terakhir ini Gojek lumayan ramai diperbincangkan. Terutama sejak ada orang yang posting gimana Gojek pesanannya cancel 2x gara-gara dicegat para tukang ojek pangkalan. Setiap kali gw lewat pangkalan ojek juga tidak jarang terdengar keluhan mereka sama keberadaan Gojek yang membuat pendapatan mereka makin seret. Gw awalnya sempet ngira kisah orang yang Gojeknya cancel 2x itu bagian PR dari Gojek sendiri biar awareness masyarakat ke Gojek meningkat sekalian dia juga lagi promo Ceban Ramadhan. Tapi spanduk larangan maupun pengusiran terang-terangan para driver Gojek ini membuat gesekan antar keduanya makin ketahuan. Para tukang ojek pangkalan ini berusaha mati-matian menjaga eksistensi mereka dengan memusuhi Gojek dimana menurut gw itu sungguh... Goblok.

Goblok karena upaya mereka justru amat sangat kontraproduktif. Ini era dimana sosmed memantau dimana-mana dan semua info bisa cepat tersebar hanya dengan modal ketik-ketik dan upload foto. Pengguna Gojek itu semuanya melek sosmed. Kelakuan para abang ojek konvensional (yang mungkin sebenernya nga semuanya kayak gitu tapi yang baik-baik pun jadi kena imbas juga) cuma akan terlihat sebagai upaya premanisme yang akhirnya bikin orang makin males pake ojek pangkalan karena stigmanya sebagai orang kalah saing dan cuma bisa pake kekerasan.


Terus itu spanduk larangan, beneran deh... Mikirnya mungkin biar Gojek pada takut? Apa ngga ada yang nyadar kalau ojek-ojek pangkalan berspanduk melarang Gojek Goblek (Grabbike kali ya maksudnya?) itu justru jadi iklan gratis yg bikin orang makin naik awarenessnya dan ngomongin Gojek? Ngga suka tapi malah imbasnya ngiklanin gratis ya lucu juga sih jadinya.

Semakin Gojek dibully orang justru makin simpati sama armada hijau ini. Apalagi Gojek emang ngasih banyak service yang sulit didapatkan dari tukang ojek pangkalan. Selama tukang-tukang ojek konvensional ini cari uang tanpa mau puter otak buat nyenengin konsumennya ya ngga mungkin menang lah. Gw kesel karena harusnya suka-suka gw sebagai konsumen untuk ngasih duid ke siapapun yang gw mau. Kenapa tau-tau ada pihak yang merasa lebih berhak atas duid konsumen hanya karena dia sudah 'lama' di bidang usaha tersebut? Padahal servis juga ngga lebih bagus.

Dan mau dibilang apa kenyataannya model apps begini ngga cuma memudahkan konsumen memesan ojek, tapi juga memudahkan driver untuk mendapat penumpang lebih banyak sehingga pendapatan mereka sangat oke. Berduyun-duyun orang dari berbagai kalangan tertarik untuk menjadi armada Gojek. Saking banyaknya sekarang malah dibatasin hanya terima 300 orang pendaftar dalam sehari. Kalau armada Gojek ini makin besar jumlahnya, apa ngga balik tukang ojek pangkalan yang preman itu yang akhirnya mati kutu?

Gw sendiri selama ini cuma pakai jasa ojek kalau benar-benar amat sangat kepepet banget karena sebelum ada Gojek gw sangat ilfil dengan moda transportasi yang satu ini. Pertama-tama soal harga, keluhan mayoritas orang sama ojek konvensional. Selain harga tembak yang kadang ngga kira-kira, yang paling males dari ojek konvensional adalah ketika elu lagi dianterin tau-tau di tengah jalan abangnya minta nambah duid dari biaya yang sudah disepakati gara-gara berasa kejauhan. Itu nyebelin pake banget!

Kedua, gw merasa para tukang ojek ini banyak yang baperan. Kalau misalnya gw pernah pakai seorang ojek di suatu pangkalan 1-2x, misalnya suatu ketika gw pakai tukang ojek lain, tau-tau bisa ngambek. Terus tiap kali gw lewat pangkalan itu mereka sungguh berharap gw memakai jasa mereka meski gw lagi ngga butuh. Kalau gw lagi butuh ojek, pasti gw langsung samperin dan ngga harus dipanggil-panggil gitu. Ojek-ojek baper ini yang bikin gw ngga pernah mau menggunakan jasa ojek di pangkalan yang sehari-harinya sering gw lewatin.

Kadang ada juga kasusnya yang pas butuh tapi ojek-ojek pangkalannya pada ogah-ogahan nganterin. Trus oper-oper ke temennya yang lain dan masang tarif seenak jidat karena ngeliat si konsumen lagi kepepet. Gw ngga bilang Gojek ngga kayak gini, tapi karena pesennya dari apps setidaknya gw ngga perlu liat proses ogah-ogahan itu di depan mata gw.

Lalu yang terakhir sebenarnya bukan masalah-masalah amat tapi lumayan penting bagi banyak orang, higienitas. Banyak tukang ojek yang... ya... bau... Dan helm mereka juga rada-rada mencemaskan karena ngga dirawat. Sementara para driver Gojek relatif bersih, sopan, ramah, pake dikasih hair cover dan masker mulut juga. Harga fair karena tertera jelas sesuai perhitungan jarak. Gimana konsumen ngga kepincut kalau dikasih alternatif yang jauh lebih baik?

So far gw belum pernah cobain GrabBike sih. Tadi pagi mau coba tapi ngga dapet yang mau nganterin. Jadi belum bisa bandingin gimana kualitasnya. 


Btw, gw pernah baca artikel seorang ojek konvensional yang tidak mau ikutan Gojek karena SIM dan STNK maupun surat-surat kependudukannya ada yang nga lengkap (dimana malah bikin gw makin serem sama ojek konvensional karena identitasnya ngga jelas). Mereka juga malas karena pembagian 80-20 dan menganggap pemilik apps cuma ongkang-ongkang kaki tau-tau dapet duid 20% pendapatan driver. Yah, pantes lah susah kaya kalau mereka pikir jadi bos itu kerjaannya cuma ongkang-ongkang kaki. ==;

Gw sendiri seandainya saja bisa bawa motor mungkin udah daftar ikut Gojek. Bokap gw juga kepincut pengen ikutan Gojek, tapi sayangnya batasan umur drivernya cuma sampai 50 tahun. :/

Sekali mengantar minimal dapatnya Rp20.000,- (Rp25.000,- minus 20% nya). Kalau misalnya full time ngojek tapi rada malas, anggap saja dalam sehari mengantar 5x sehingga pendapatan Rp100.000,-/hari. Dalam sebulan itu sudah dapat 3 juta dan harusnya masih bisa lebih. Kalau rajin malah pendapatannya mengalahkan gaji orang kantoran. Apa mendingan gw belajar naik sepeda dulu ya...

Note. semua image yang gw post disini bukan gw yang ngambil. Didapat dari berbagai sumber berita online~

Sunday, July 20, 2014

Cemas cemas cemas... (2014 Presidential Election)


Pemilihan Presiden kali ini rasanya pemilihan paling panas, paling seru, paling berwarna, paling bikin geregetan, sekaligus paling serem yang pernah gw alami dalam hampir 30 tahun hidup gw di dunia. Gw ngga nyangka bakal segininya untuk pemilu kali ini. Semua kepentingan terlibat dari yang paling atas sampai paling bawah. Peran masyarakat pun semakin aktif dan perang sosmed makin menggila. Buat yang ngga suka ngikutin berita-berita politik gw rasa bulan Juni-Juli ini sangat memuakkan buat mereka.

Eskalasi panas semakin memuncak mendekati tanggal 9 Juli 2014. Fitnah semakin macam-macam dan emosi makin mudah tersulut. Banyak yang berantem atau putus hubungan katanya karena beda pilihan capres. Bokap gw dan beberapa teman kantor gw pemilih Prabowo, dan bos gw juga lebih suka sama Prabowo. Tapi untungnya itu ngga membuat gw putus hubungan jadi anak atau dipecat. Kita masih bisa ngobrol dan berdebat dengan sehat mengemukakan argumen masing-masing. Tapi tentu ada momen awkward juga, dan gw sangat berharap setelah 9 Juli 2014 sudah ada pemenang dan kita semua bisa move on siapapun presidennya.

Tapi gw salah...

Kegembiraan gw ketika Jokowi diumumkan menang QuickCount hanya sebentar dan beralih menjadi keresahan ketika Prabowo pun berkata mereka menang dengan menggunakan hasil QuickCount mereka. Mereka dengan TVone nya mengadakan acara seolah-olah mereka pemenang sesungguhnya dan terzolimi kubu sebelah, menuduh QC lawan itu sudah dipesan padahal lembaga-lembaga quickcount yang memenangkan mereka malah tidak mau diaudit. RRI bahkana sampai dipanggil DPR dan dituduh memihak karena hasil QuickCountnya memenangkan Jokowi. Kubu 01 memaksa untuk tidak mempercayai hasil QC dan menunggu hasil RealCount KPU tanggal 22 nanti.

Belum lagi wawancara sang capres di BBC dan statement-statementnya yang semakin membuat gw ngga bisa respek. Tanggal 22 Juli 2014, ketika pengumuman pemenang Presiden, menjadi sesuatu yang lebih mencekam daripada tanggal 9 Juli 2014 sebelumnya, atau bahkan tanggal 21 Desember 2012 yang dulu tersohor dibilang mao kiamat. :V

Semakin dekat tanggal 22, hasil penghitungan pun semakin terlihat. Ditambah dengan sistemasi KPU yang lebih transparan dari sebelumnya sehingga masyarakat ikut terlibat mengawasi bila ada kesalahan-kesalahan dan bisa segera diperbaiki. Dan hasil RealCount pun memenangkan Jokowi dengan kisaran yang tidak jauh beda dengan hasil QuickCount mayoritas lembaga survey. Kali ini kubu 01 yang meminta pengumuman ditunda, meminta pemilihan ulang, ikutan berkata ada yang curang kalau mereka kalah dan mengancam menurunkan massa bila KPU tidak "jujur". Statement siap kalah siap menang itu cuma jadi statement kosong kalo ngga dibarengin ama sikap nyata, Pak.

Dan sekarang, gw menunggu 2 hari lagi akan seperti apa pengumuman Presiden terpilih dari KPU dan berharap dengan sangat kalau semuanaya akan berjalan dengan damai dan diselesaikan dengan baik. Supaya bangsa ini bisa segera kembali menata, memperbaiki diri, dan melangkah ke depan. Jokowi sendiri sudah menginstruksikan supaya tidak boleh ada pengerahan massa, tidak ada penggunaan atribut, dan meminta semua relawan maupun pendukungnya agar jangan ada yang turun ke jalan apalagi euforia merayakan dengan aneh-aneh.

Tapi yah... mungkin tanggal 22 pun belum selesai. Kemungkinan besar pihak yang kalah masih akan menuntut ke MK. Dan rakyat masih harus menanti bagaimana keputusan MK...

Dan gw juga dibikin makin pundung dengan berita perang di jalur Gaza dan pesawat Malaysia Airlines yang ditembak di perbatasan Rusia-Ukraina...

Cemas cemas cemas....


Tuesday, June 24, 2014

Copras Capres~

Salah seorang rekan kantor bertanya kepada gw, "Masih bingung nih nanti pemilu pilih siapa. Bisa ngeyakinin gw ngga? Enaknya pilih yang mana?"

Rasanya belum terlalu lama semenjak terakhir gw merasakan euforia politik sewaktu Pilkada DKI yang dimenangi tim kotak-kotak. Gw harus bilang itu bener-bener contoh kampanye terbaik yang pernah ada di Indonesia. Tahu-tahu sekarang Indonesia lagi panas-panasnya sama urusan pemilu presiden.

Entah apa karena di era ini peran media sosial diberdayagunakan banget sehingga segala macam informasi dan teori konspirasi (yang entah benar atau tidaknya hanya langit yang tahu) berseliweran kesana kemari dan butuh effort lebih untuk dicerna. Tapi ngga cuma di medsos, pembicaraan panas pun jadi sering bermunculan di lingkungan kantor atau rumah. Ada yang jengah dengan massive nya pembicaraan politik dimana-mana dan memilih apatis. Ada yang kepengen milih tapi jadinya bingung sendiri. Ada juga yang heboh mendukung salah satu capres dengan berbagai macam cara.

Gw pendukung capres nomor 2 tapi gw bukan tipe yang mencoba maksa-maksain opini kecuali ada yang secara prinsip mengganggu logika gw. Hashtag yang gw pasang cuma #Bejo, ngga ikut-ikutan pake avatar angka 2 (lebih karena males gantinya, ya sudahlah).

Jadi begini jawaban gw ke temen kantor, "Pilih berdasarkan kepentingan pribadi elu aja, jadi dikira-kira maunya elu lebih cocok sama capres yang mana. Toh semua orang pada akhirnya memilih berdasarkan kepentingan dan keinginan mereka masing-masing."

Yep! Gw percaya seidealis dan seindah apapun orang mendukung capres jagoannya, sekejam dan sekotor apapun orang menghina capres lawan, ujung-ujungnya mereka memilih karena kepentingan, keinginan, atau harapan pribadi mereka diakomodir salah satu capres. Bahkan hal-hal besar kayak kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik buat gw ya termasuk keinginan pribadi. Kalau negara ini berjalan sesuai apa yang elu mau tentu hidup elu berasa lebih nyaman kan? Balik-baliknya ya ke diri sendiri juga.

Jadi gw memilih Jokowi karena kepentingan pribadi? Ya iya, semua orang begitu kok, cuma mungkin ngga nyadar atau in denial aja. Apa alasan gw memilih Jokowi? Pertama adalah karena gw lebih condong dengan visi misi Jokowi daripada Prabowo. Kedua karena gw bagian dari industri kreatif dan gw merasa Jokowi lebih memperhatikan soal ini dibanding Prabowo. Ketiga karena hasil kerjanya lebih gw rasain. Jakarta masih jauh dari sempurna (masih macet dan banjir euy), tapi gw bisa melihat sudah ada perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Dan dari awal ekspektasi gw lebih ke pembenahan birokrasinya duluan sebelum macet dan banjir.

Tapi bukan berarti gw mempercayai Jokowi 100%. Gw ngga tau apakah setelah dia jadi Presiden dia akan sanggup ngejalanin semua visi misinya atau lagi-lagi tersandera ini itu. Bekingan Jokowi harus gw akui ngga bisa dibilang bersih atau baik semua. Siapa sih yang tahu bagaimana masa depan nantinya. Tapi pada akhirnya ada 1 keinginan gw yang membuat gw tetap memutuskan untuk memilih nomor 2 dengan segala resikonya. Apakah itu? Ntar deh, belakangan aja.

Dan karena ada rekan kerja yang mendukung Prabowo juga gw juga jadi denger cerita-cerita miring soal orang-orang di belakang Jokowi. (Ini bukan soal Jokowi itu Cina Kresten ya. Level gosipan gw nga serendah itu.) Gw menghargai para pendukung Prabowo selama mereka jujur dan masuk akal alasan ngedukungnya. Ada beberapa pendukung Prabowo yang alasannya masih bisa diterima logika gw, lepas dari gw setuju atau ngga dengan pendapatnya. Beda pendapat dan pilihan gpp, yang penting kerjaan ngga kelar dan relasi ngga harus rusak gara-gara pilpres. 

Yang ngga sanggup gw terima biasanya alasan yang model-modelnya bawa-bawa agama, rasis, berita fitnah, ngejelek-jelekin fisik, lalala~ Gw juga ngga suka kalo Prabowo dijelek-jelekan dari agama, ras, fisik, atau status pernikahannya. Fanatisme dan dukungan yang kebablasan ngga pernah bagus kok. :V

Kembali ke kantor gw, setelah mendengar jawaban yang gw tulis di paragraf 5 postingan ini, temen kantor pun sepertinya lebih tenang (mungkin lega karena gw ngga maksa-maksa dia meski gw udah kasih statement dukung nomor 2) tapi dia sendiri masih bingung apa kepentingan pribadinya dan maunya bagaimana.

"Gini deh biar lebih gampang mutusinnya. Kalau Prabowo presiden sih ada gosip Ahok mau dijadiin mendagri. Kalau ternyata ngga jadi mendagri, berarti ya dia masih jadi wagub. Kalau Jokowi presiden, Ahok jadi gubernur DKI dan itu udah pasti karena aturannya demikian. Tinggal pilih aja elu lebih suka opsi yang mana."

Jadi, sudah tahu apa alasan terbesar gw memilih nomor 2? xd

Friday, June 6, 2014

JaTim Park 2~

Mengunjungi kota Malang kurang lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi Kota Batu. Apalagi belakangan ini mereka lumayan terkenal karena keberadaan tempat-tempat wisata yang baru dan menarik, seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Batu Night Spectacular, dan lain sebagainya. Gw dan Miki-Sensei hanya mengunjungi Jatim Park 2 karena dengar-dengar gosip dari sana-sini kalau Batu Secret Zoo adalah kebun binatang terbaik se Indonesia dan Museum Satwa nya juga bagus banget. Sementara Jatim Park satu lebih seperti wahana permainan ala Dufan dan BNS kemaleman buat kita yang hanya menggunakan angkot sebagai penunjang transportasi selama berada disini.

Gw sendiri ngga pengen ekspektasi ketinggian biar ngga kecewa jadi gw ngga berharap yang aneh-aneh sewaktu sampai di Jatim Park 2. Jadi apa saja yang gw temukan selama berada disana?

Well...
It actually a very very well-managed place.
Lupakan kebun binatang Surabaya atau Ragunan! This place rocks! \(*O*)/

Sewaktu tiba dan memasuki area JatimPark2, sekitar jam 10 siang, kupu-kupu berhamburan beterbangan kesana kemari seolah menyambut siapapun yang datang berkunjung. (Atau memang di Kota Batu banyak kupu-kupu dan gw sebagai orang kota terlalu norak buat liat pemandangan semacam itu? I dunno...) Harga tiketnya cukup bikin terkejut sih, 100ribu untuk Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. Tapi karena kita kepo sama Eco Green Park, maka kita beli tiket yang 120ribu supaya bisa mengunjungi 3 tempat di Jatim Park 2.

4 buaya lucu penjaga museum

Tempat pertama yang kita masukin adalah Museum Satwa, soalnya Batu Secret Zoo lagi rame banget dengan orang yang meringsek masuk ketika kebun binatang itu dibuka. Memasuki gedung Museum Satwa, kita disambut kangguru pake kaos maen gitar lagi duduk-duduk sama buaya bertato di dalam sangkar ayam raksasa dengan replika bunga dan pohon serta berbagai burung yang seolah sedang berkicau. I really have no idea what's the concept for all this... o___o;

Don't ask me why...
Yah lobbynya emang agak surreal. Ya sudahlah, selera yang bikin... Gw sendiri baru ngeh setelah masuk lebih dalam bahwa Museum Satwa adalah museum yang memamerkan koleksi hewan-hewan yang berasal dari segala penjuru dunia dan diawetkan, kemudian ditata supaya menarik dilihat sesuai dengan habitat masing-masing. Ada juga dipamerkan fosil dan replika hewan purba. Koleksinya bener-bener buanyaaakkks, dan menurut gw edukatif banget.




Puas dengan Museum Satwa, kita pun melanjutkan ke Batu Secret Zoo. Hewan-hewannya masih hidup, finally! \(*O*)/ Hal yang sangat gw suka di Batu Secret Zoo adalah bagaimana pengunjung diatur untuk berjalan dalam 1 alur sehingga ngga nyasar. Koleksi hewannya ternyata banyak banget dan urutan munculnya disusun dengan baik sehingga bisa membangun ekspektasi pengunjung. Mulanya monyet kecil, binatang unyu, hewan-hewan herbivora yang lebih besar, beberapa unggas, ikan, reptil, tau-tau ada hewan-hewan Afrika, gajah, jerapah, singa. macan, sampai hewan liar favorit gw, beruang. :3


Yah gw ngga mungkin ceritain hewannya satu-satu jadi gw pajang saja beberapa foto untuk ngasih gambaran. Tapi kalo pengen tau banget mendingan datengin tempat ini langsung. ^^ Kondisi hewannya juga baik dan terawat. Ada beberapa tempat menurut gw wilayahnya agak kekecilan, tapi overall sih oke lah. Paling ngga Batu Secret Zoo ini set standard baru bagaimana seharusnya sebuah kebun binatang dimanage. Gw ngga heran lah kalo ada yang bilang ini kebun binatang terbaik se Indonesia.

Om nom nom nom~
Although gw sedikit mengkritik pembajakan karakter Disney dan Pixar yang nongol dalam bentuk patung replika di wilayah ini. Yah emang sih anak-anak seneng, tapi rasanya kurang etis aja.

Tenaga kita lumayan terkuras keliling-keliling Museum Satwa dan Batu Secret Zoo yang wilayahnya ternyata cukup luas. (Entah apa emang tempatnya gede ato pemanfaatan ruangnya yan bagus banget.) Masih ada 1 lagi yang akan dijelajagi yaitu Eco Green Park. Tadinya gw kira ini semacam taman rekreasi kayak di Ragunan yang ada bebek-bebekan di danau, buat orang jalan santai aja.

Ternyata gw salah. Eco Green Park adalah taman rekreasi berkonsep edukasi lingkungan hidup, dimana mereka mengajak pengunjungnya untuk keliling-keliling melihat berbagai macam hal terutama yang berhubungan dengan kesadaran menjaga lingkungan hidup. Ada peternakan kecil, kebun kecil, tempat membiakkan jamur, musical fountain, edukasi bencana alam, edukasi pengolahan barang bekas, dll. Gw rasa konsep utama Jatim Park 2 ini emang wisata edukasi deh.

Sayangnya gw ngga banyak ambil foto maupun memperhatikan mainan-mainan disini satu persatu gara-gara kehujanan waktu lagi keliling-keliling. Bawa payung sih untungnya, tapi hujannya lumayan besar jadi tetap saja kebasahan. Jadi klo penasaran, monggo di google saja~ :)

Yang cukup mencolok dari Eco Green Park ini adalah koleksi unggas mereka yang jauh lebih banyak daripada di Batu Secret Zoo. Mulai dari yang cuma bisa jalan, bisa terbang, bisa ngomong, bisa nyanyi-nyanyi, bisa berenang, sampe bisa berburu tikus malem-malem, semuanya ada disini. O_O

Owh, jingle Eco Green Park yang semi dangdut semi keroncong itu juga lumayan mencolok dan terdengar dimana-mana. Ayo belajar dan bermain di Eco Green Park~ :V

Gw sendiri tapi melihat perawatan Eco Green Park agak kurang dibanding Batu Secret Zoo. Mungkin karena kalah tenar juga dan mayoritas orang kesana untuk Batu Secret Zoo dan belum tentu membeli tiket terusan ke Eco Green Park. Ini taman yang kreatif banget sebenernya, jadinya sedikit berasa sayang kalo kualitas perawatannya beda sama Batu Secret Zoo.

Hal lain yang gw perhatikan adalah yang jualan di tempat ini bener-bener rapiiih. Nga ada yang namanya pedagang asongan teriak-teriak menjajakan jualan. Tempat jualan dan makannya juga ditata kira-kira orang butuh istirahat dimana aja. Toilet tersedia dengan baik dengan jarak yang memadai. Sewaktu mau keluar dari Batu Secret Zoo, ternyata ada tukang jualan jamu botolan yang ngasih tester jamu nya. Klo di Malang jamunya enak-enak jadi gw beli dengan senang hati temulawak dan beras kencur. Bagus buat pegel-pegel dan jaga kesehatan. ^^

Final words gw, Jatim Park 2 adalah tempat wisata yang cocok banget buat mereka yang suka wisata edukasi, terutama keluarga-keluarga. Anak-anak seneng dan dapet ilmu, orangtua juga terhibur dan bisa menikmati. Buat jalan-jalan bareng temen juga oke. Ato kayak gw dan Miki-Sensei yang sekedar kepo pengen tau aja tempatnya kayak gimana. Dan kita sama sekali ngga nyesel berkunjung kesini. ^^


Tuesday, June 3, 2014

Candi-Candi Berbatu Merah Majapahit

"Mbak wartawan ya? Ooh, jangan-jangan arkeolog?"

Ngga dua-duanya, mas. ^^;
Begitulah kira2 pertanyaan yang sempat terlontar sewaktu kami naik bus ke arah Kediri dari Terminal Kertajaya. Kayaknya gw dan Miki-Sensei merupakan pemandangan yang lumayan langka di kota ini dan di dalam bus itu. Tapi gw cukup suka dengan keramahan kepo penduduk mojokerto. Sesuatu yang ngga mungkin gw dapatkan di Jakarta.

Trowulan, Mojokerto, sebuah kota yang kaya akan sejarah dan peninggalan-peninggalan Majapahit di masa jaya nya. Tempat ini sudah menjadi impian besar sejak beberapa tahun terakhir untuk gw kunjungi. Sebagai orang Indonesia pecinta sejarah, sudah selayaknya gw sowan ke tempat ini seperti ke Borobudur, Prambanan, dkk.

Kami turun di perempatan Trowulan dan segera mencarter ojek. Kira-kira per orang 100ribu untuk keliling kawasan Trowulan selama kira-kira 5 jam. Buat yang mikir "cuy, mahal banget itu" yah tampilan kita agak susah buat minta lebih murah dan kita juga ngga ada yang jago nawar. Belum lagi nga ada yang bisa Boso Jowo diantara kita. Klo emang dimahalin gw anggep amal saja lah. -_-;


Perhentian pertama kita milai dari yang paling jauh dulu, yaitu Candi Tikus. Dinamai demikian karena waktu digali ternyata disitu ada banyak sekali tikus-tikus nakal hama pak tani. Mungkin malah tadinya mereka mau memusnahkan sarang tikus, tapi tau-tau ketemu candi. Candi Tikus merupakan tempat suci pentirtaan untuk ngambil air buat keperluan upacara. Candinya tidak utuh dan digenangi air yang tinggi rendahnya bergantung pada musim dan cuaca. Candi-candi di trowulan terbuat dari bata merah. Tapi kadang masih ada batu andesit untuk bagian-bagian tertentu. Pada Candi Tikus, bagian bawah yang tergenang air menggunakan batu andesit.


Di dekat Candi Tikus ada Candi Bajang Ratu. Kalau perginya ke Candi Tikus duluan pasti sempat melewati candi ini. Candi Bajang Ratu masih dipertanyakan apakah sebenarnya bangunan candi ataukah gapura, soalnya samping-sampingnya diperkirakan berupa tembok tetapi bentuk atapnya seperti atap candi dan terdapat relief pahatan terutama di bagian atap. Menurut petugas yang berjaga, candi ini diperkirakan pembuatannya berhenti di tengah jalan pada masanya. Jadi relief-relief bagian bawah memang belum selesai dan banyak ang flat. Ada pendapat kalau candi ini sebenarnya didirikan untuk Jayanegara, putra Raden Wijaya, Raja Majapahit yang banyak skandal aneh dan dibunuh oleh tabibnya sendiri.

Dari Candi Bajang Ratu, kita dibawa pak ojek ke Museum Trowulan, Pusat Informasi Majapahit. Gw cukup terkesan dengan kerapihan museum ini. Yah, ada 1-2 hal yang bisa ditingkatkan sih (misalnya tolong dipasang ac gitu) tapi koleksinya cukup banyak dan lumayan memberi gambaran bagaimana kira-kira kehidupan kala zaman Majapahit dulu. Ada hal-hal yang menurut gw masih bisa ditemukan bahkan di jaman sekarang, seperti kendi dan mangkok tanah liat atau pola lantai batu berbentuk segi enam. Di belakang gedung ada banyak koleksi patung batu, prasasti, serta situs penggalian. Katanya sih yang sedang digali merupakan peninggalan rumah-rumah di Majapahit dulu.

Tak jauh dari museum, ada makam Putri Champa, jadi ya sekalian mampir aja mumpung dekat. Tadinya gw ngga ngeh sama sekali Putri Champa itu siapa, cuma pernah denger-denger namanya. Setelah nanya dengan penjaga disana, gw baru tahu kalau dia adalah istri Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, dan ibu dari Raden Patah, pendiri kerajaan Demak. Prabu Brawijaya V dan Putri Champa dimakamkan berdampingan di tempat tersebut, dan disekitarnya ada makam-makam yang lebih kecil yang kemungkinan untuk kerabat dan anak buah mereka. Gw kaget banget setelah tahu ternyata itu makam orang penting. Oo; Pada saat yang sama gw juga miris karena makam sepenting itu kondisinya agak menyedihkan. Semoga situs ini ke depan bisa makin diperhatikan pemerintah setempat dan dirapihkan. Btw, karena ini makam, kita ngga berani foto-foto disini. ^^;


Hari semakin siang dan perjalanan berlanjut ke Gapura Wringin Lawang. Saking teriknya, gw dan Miki-Sensei ngga tahan untuk ngga beli es tebu yang dijual disitu. Gapura ini katanya sih pintu masuk ke dalam kota Majapahit dulu. Emang sih rada besar, tapi gw masih bingung kalau semacem kuda dan carawan apa lewatnya situ juga. Tidak ada relief apapun pada gapura ini, benar-benar hanya susunan bata merah yang menjulang tinggi. Ada sesajen diletakkan di gapura oleh penduduk setempat. Waktu mengisi buku tamu, ternyata ada juga yang menggunakan pemandangan di Wringin Lawang untuk foto prewed. Xd Boleh~ Boleh~

Selanjutanya kita dibawa ke Candi Gentong yang... ngga keliatan candi sama sekali. Tidak banyak yang bisa dilihat karena candi ini lebih seperti tumpukan batu bata yang berantakan. Untungnya ada penjaga yang bersedia cerita-cerita sejarah candi ini. Candi gentong dinamai demikian karena waktu ditemukan gundukannya berbentuk seperti gentong. Konon candi tersebut dulunya juga pentirtaan untuk memandikan mayat sebelum dibakar. Ada peneliti yang mengatakan Candi Brahu sebagai tempat pembakarannya, tapi belum ada bukti konkrit yang mendukung hipotesa tersebut.

Hanya 300 meter dari Candi Gentong, kami pun sampai di Candi Brahu. Candi ini dipercaya sebagai candi Buddha dan tidak ada relief apapun di batu bata nya. Bentuk candinya agak aneh, sepertinya gw harus mencari tahu lagi apa makna bentuk bangunannya. Candi ini juga cukup ramai pengunjungnya. Mungkin karena sekarang hari Minggu.


Terakhir, kita mengunjungi Mahavihara Mojopahit yang terkenal dengan patung Buddha tidur berwarna emas. Banyak turis lokal yang juga berwisata ke tempat ini. Entah apa biksu-biksu disana sudah nrimo aja dengan keramaian weekend para pengunjung. ^^; Mahavihara Mojopahit juga lumayan terkenal di kalangan backpacker karena bersedia menerima tamu untuk menginap disana dengan bayaran seiklasnya. Taman-taman yang ditata di tempat ini juga mengingatkan gw sama taman zen, cuma ya versi Indonesia. :d



Demikian rangkaian perjalanan kami keliling-keliling candi-candi di Trowulan. Setelah membayar para tukang ojek dan isi perut, kami naik angkot coklat dari perempatan Trowulan sampai kembali ke Terminal Kertajaya. 

Gw sungguh berharap wilayah Trowulan maupun kota Mojokerto bisa dirapihin infrastrukturnya karena situs Majapahit ini terkenal banget tapi orang susah akses karena kurangnya fasilitas. Alangkah baiknya kalau kota ini bisa semakin baik dan usaha-usaha yang ada bisa meningkat pemasukannya. Jadi masyarakat ngga harus bergantung sama keberadaan pabrik yang bisa merusak wilayah penuh situs bersejarah ini. Kalau masyarakat bisa mendapatkan uang dari wisata sejarah, gw rasa penduduk setempat pasti dengan senang hati menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan bersejarah yang mungkin saja masih menanti untuk ditemukan kembali. :)

Wednesday, July 11, 2012

Pilkada DKI 2012

Tahun ini gw cukup antusias mengikuti pilkada DKI. Kalo dulu soalnya calonnya cuma 2 (apa 3 ya?) dan gw ngga kenal serta ngga tertarik kenal juga dengan karakter masing-masing cagub. Tahun ini DKI mendapatkan variasi cagub yang beragam dan lebih semarak. Kalau ubek-ubek Twitter gw juga lihat lumayan banyak yang biasanya golput tapi kali ini lumayan semangat milih. 

Diantara 6 calon, gw menaruh harapan yang lumayan dengan pasangan calon nomor 3 dan 5. Pasangan Jokowi-Ahok menawarkan perbaikan yang dimulai dari sistem pemerintahan duluan, sementara Faisal Basri memberikan solusi2 untuk kemacetan can banjir yang buat gw cukup komprehensif. Dan mempelajari figur mereka, entah kenapa gw merasa kalau salah satu dari mereka menang mungkin masih ada harapan untuk Jakarta ke depannya. Setelah beberapa hari kebingungan, akhirnya gw memutuskan mencoblos salah satu antara 2 calon tersebut (Rahasia yah. =d). 

Awalnya keluarga gw juga luar biasa apatis menanggapi di pilkada ini. Klo gw nya ngga lagi antusias mungkin  keluarga gw ngga nyoblos sama sekali. Nyokap bahkan mulanya mau coblos Foke. Setelah semua situasi yang terjadi di Mayestik dimana tau2 dibongkar untuk dikasih pihak swasta entah pengembang properti mana, dan kita harus beli kios dan hutang ampe 400juta ke bank dan lagi bingung gimana bayarnya, belom lagi maintenance kios dll dll, gw ngga habis pikir kenapa Nyokap masih percaya ama si kumis itu. Belom dengan mal2 Jakarta yang udah kebanyakan parah ini apa bukan nunjukin kalau 5 tahun terakhir itu yang dipentingin justru pengusaha kaya. Yang kecil2 mana dipandang~ >,> 


Bokap apatis nga peduli, mungkin sudah terlalu sakit buat percaya atau berharap (ngga heran sih dengan gimana korupsi merajalela di semua kalangan dan gimana dia tau klo pilkada udah mau dicurang2in begini begitu). Sementara ade gw, nyah tipikal golput pemalas. =p Jadi beberapa hari ini gw coba bujuk2in paling ngga jangan pilih 1 lagi, sambil bincang2 situasi politik Indonesia bersama Papa dan Mama. Sementara ade gw, gw cuma minta klo emang mao golput ya udah. Tapi tetep datang dan coblos yang aneh2 di kertas suaranya aja biar ngga sah dan ngga disalahgunakan.


Minimal akhirnya kita sekeluarga pagi ini datang ke TPS dan nyoblos. Entah apa yang dicoblos Bokap, Nyokap, dan Ade gw ( meski yah gw promoinnya sih 3 dan 5 xD; ). Sekarang sudah jam 1 siang. Surat2 suara mulai dihitung dan stasiun-stasiun TV sudah berlomba-lomba mengumumkan hasil quick count nya masing-masing. Sekarang gw cuma bisa berdoa semoga siapapun yang jadi gubernur DKI untuk 5 tahun ke depan, Jakarta bisa menjadi lebih baik. Semoga gw masih diijinkan untuk punya harapan kalau masa depan Jakarta, dan juga masa depan bangsa Indonesia secara keseluruhan masih bisa menjadi lebih baik lagi.



Sunday, June 12, 2011

#IndonesiaJujur : Surat untuk Ibunda Siami

Kepada Yth.
Ibunda Siami,


Dengan hormat,


Saya hanyalah salah seorang biasa yang memperhatikan dan mengikuti berita-berita mengenai apa yang terjadi pada Anda belakangan ini. Saya sangat berterima kasih ada Surya Online yang sudah memberitakan dan membuat masyarakat negri ini tahu apa yang tengah terjadi. Saya harap entah bagaimana caranya surat ini bisa sampai untuk Anda baca. Sebenarnya saya sangat ingin mengirimkan surat ini langsung namun apa daya saya tidak tahu alamat rumah maupun email Anda.


Apa yang sudah Anda alami tentunya sangat menyakitkan hati dan saya pun mengecam ketidak adilan yang sudah terjadi. Namun di sisi lain rusaknya sistem pendidikan (atau mungkin keseluruhan sistem) di Indonesia ini jugalah yang menyebabkan banyak hati manusia menjadi sakit. Saya sama sekali tidak membenarkan mereka yang menzalimi Anda (dan kalau boleh jujur ingin sekali saya bisa berada disana langsung untuk mendukung Anda), namun bila bisa membuat merasa lebih baik, anggaplah mereka sedang sangat ketakutan sehingga menjadikan Anda sebagai target demi rasa aman yang semu sehingga nurani mereka menjadi buta dan tidak mengerti akan apa yang sudah mereka lakukan.


Sedikit berbagi rasa juga, sewaktu saya masih SMP dulu saya pun pernah mengalami tekanan dari teman-teman sekolah saya ketika berprinsip tidak ingin mencontek. Saya tahu apa yang saya alami tidak ada apa-apanya dengan Anda dan anak Anda, tapi saya sedikit banyak mengerti bagaimana traumatisnya karena masa-masa itu pun sempat membuat saya depresi.  Namun jangan berkecil hati, karena saya yakin tidak semua sekolah seperti itu. 


Ketika SMA akhirnya saya menemukan lingkungan yang bisa saling menghargai satu sama lain. Meski yah, masih ada kegiatan contek-mencontek, namun tak ada tekanan atau bullying lagi bagi saya. Bahkan masih banyak teman-teman saya yang justru mendorong untuk tetap berbuat jujur, dan selalu mendukung sehingga saya bisa menjadi diri saya sendiri. Saya turut mendoakan selanjutnya Anda bisa menemukan sekolah yang baik dan tepat untuk mendidik anak-anak Anda seperti saya dulu akhirnya bisa menemukan tempat yang baik bagi saya.


Entah apakah Anda tahu, tapi banyak sekali orang yang begitu  tersentuh oleh tindakan anda Anda, serta menangis dan ingin memberikan dukungan moral bagi Anda. Karena itu janganlah semua ini membuat Anda dan keluarga berpikir tidak ada lagi kebaikan dan kejujuran di bumi ini. Jangan sampai Anda dan keluarga kalah oleh kecurangan dan ketidakjujuran. 


Kemudian janganlah Anda berlarut bersedih apalagi menyesali apa yang terjadi. Apa yang Anda lakukan merupakan keberanian dan kejujuran yang sudah sangat berharga di negri ini. Tetaplah tanamkan nilai-nilai kejujuran bagi keluarga Anda. Saya percaya Tuhan pasti melindungi Anda dan keluarga.


Semoga semua ini dapat membuat Anda dan keluarga bangkit dan bisa terus menjadi lebih baik dan tetap mengikuti hati nurani. Untuk AL juga, gapailah cita-citamu setinggi langit. Kelak jadilah manusia benar yang dapat berbuat besar untuk menolong negri ini keluar dari kebobrokannya. Semoga semua ini juga dapat menjadi momentum yang menyadarkan dan membuka mata bangsa ini, supaya kita semua menyadari apa yang sedang terjadi dan terus memperbaiki diri.


Sekian dulu surat dari saya. Mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga surat saya dan juga surat-surat dukungan lainnya dapat memberikan dorongan dan semangat yang berarti untuk Anda sekeluarga.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.


Hormat saya,
Andhika Wijaya (Ika)


Source berita : http://www.surya.co.id/2011/06/10/ny-siami-si-jujur-yang-malah-ajur
Bagi teman-teman lain yang juga ingin ikut mendukung, silahkan klik Gerakan Moral #IndonesiaJujur