Saturday, July 4, 2015

Boma Naraka Sura - Kickstarter Campaign

We're finally launching our first Kickstarter Project. \(^O^)/
Please support us by backing this project or share about this game.

https://www.kickstarter.com/projects/anantarupastudios/boma-naraka-sura/description


Boma Naraka Sura is a 2D metroid style platformer game by Anantarupa Studios, inspired by the legend of Bhomantaka in Indonesian version. The game itself is a story about a young girl that stands before gods and demons, trying to get her life and memories back. In this game, I'm working the characters asset, costumes, and animation. :)

Since we're planning to release it as PC game in Steam, here's Boma Naraka Sura's Steam Greenlight page. https://steamcommunity.com/sharedfiles/filedetails/?id=474418559
We really appreciate if you could vote our game.

We also have our facebook fanpage, so please like it to get our updates or if you want to ask question about the game. https://www.facebook.com/bomagame

Thank you very much~


Thursday, July 2, 2015

Lika-liku Ojek dan GOJEK

Sebelumnya gw mau ngiklan sejenak. Buat yang mau coba Gojek pertama kali, bisa coba masukin referral code 542716465 biar dapet Go-Jek credit Rp50.000,- buat ngegojek gratis. :)

Beberapa minggu terakhir ini Gojek lumayan ramai diperbincangkan. Terutama sejak ada orang yang posting gimana Gojek pesanannya cancel 2x gara-gara dicegat para tukang ojek pangkalan. Setiap kali gw lewat pangkalan ojek juga tidak jarang terdengar keluhan mereka sama keberadaan Gojek yang membuat pendapatan mereka makin seret. Gw awalnya sempet ngira kisah orang yang Gojeknya cancel 2x itu bagian PR dari Gojek sendiri biar awareness masyarakat ke Gojek meningkat sekalian dia juga lagi promo Ceban Ramadhan. Tapi spanduk larangan maupun pengusiran terang-terangan para driver Gojek ini membuat gesekan antar keduanya makin ketahuan. Para tukang ojek pangkalan ini berusaha mati-matian menjaga eksistensi mereka dengan memusuhi Gojek dimana menurut gw itu sungguh... Goblok.

Goblok karena upaya mereka justru amat sangat kontraproduktif. Ini era dimana sosmed memantau dimana-mana dan semua info bisa cepat tersebar hanya dengan modal ketik-ketik dan upload foto. Pengguna Gojek itu semuanya melek sosmed. Kelakuan para abang ojek konvensional (yang mungkin sebenernya nga semuanya kayak gitu tapi yang baik-baik pun jadi kena imbas juga) cuma akan terlihat sebagai upaya premanisme yang akhirnya bikin orang makin males pake ojek pangkalan karena stigmanya sebagai orang kalah saing dan cuma bisa pake kekerasan.


Terus itu spanduk larangan, beneran deh... Mikirnya mungkin biar Gojek pada takut? Apa ngga ada yang nyadar kalau ojek-ojek pangkalan berspanduk melarang Gojek Goblek (Grabbike kali ya maksudnya?) itu justru jadi iklan gratis yg bikin orang makin naik awarenessnya dan ngomongin Gojek? Ngga suka tapi malah imbasnya ngiklanin gratis ya lucu juga sih jadinya.

Semakin Gojek dibully orang justru makin simpati sama armada hijau ini. Apalagi Gojek emang ngasih banyak service yang sulit didapatkan dari tukang ojek pangkalan. Selama tukang-tukang ojek konvensional ini cari uang tanpa mau puter otak buat nyenengin konsumennya ya ngga mungkin menang lah. Gw kesel karena harusnya suka-suka gw sebagai konsumen untuk ngasih duid ke siapapun yang gw mau. Kenapa tau-tau ada pihak yang merasa lebih berhak atas duid konsumen hanya karena dia sudah 'lama' di bidang usaha tersebut? Padahal servis juga ngga lebih bagus.

Dan mau dibilang apa kenyataannya model apps begini ngga cuma memudahkan konsumen memesan ojek, tapi juga memudahkan driver untuk mendapat penumpang lebih banyak sehingga pendapatan mereka sangat oke. Berduyun-duyun orang dari berbagai kalangan tertarik untuk menjadi armada Gojek. Saking banyaknya sekarang malah dibatasin hanya terima 300 orang pendaftar dalam sehari. Kalau armada Gojek ini makin besar jumlahnya, apa ngga balik tukang ojek pangkalan yang preman itu yang akhirnya mati kutu?

Gw sendiri selama ini cuma pakai jasa ojek kalau benar-benar amat sangat kepepet banget karena sebelum ada Gojek gw sangat ilfil dengan moda transportasi yang satu ini. Pertama-tama soal harga, keluhan mayoritas orang sama ojek konvensional. Selain harga tembak yang kadang ngga kira-kira, yang paling males dari ojek konvensional adalah ketika elu lagi dianterin tau-tau di tengah jalan abangnya minta nambah duid dari biaya yang sudah disepakati gara-gara berasa kejauhan. Itu nyebelin pake banget!

Kedua, gw merasa para tukang ojek ini banyak yang baperan. Kalau misalnya gw pernah pakai seorang ojek di suatu pangkalan 1-2x, misalnya suatu ketika gw pakai tukang ojek lain, tau-tau bisa ngambek. Terus tiap kali gw lewat pangkalan itu mereka sungguh berharap gw memakai jasa mereka meski gw lagi ngga butuh. Kalau gw lagi butuh ojek, pasti gw langsung samperin dan ngga harus dipanggil-panggil gitu. Ojek-ojek baper ini yang bikin gw ngga pernah mau menggunakan jasa ojek di pangkalan yang sehari-harinya sering gw lewatin.

Kadang ada juga kasusnya yang pas butuh tapi ojek-ojek pangkalannya pada ogah-ogahan nganterin. Trus oper-oper ke temennya yang lain dan masang tarif seenak jidat karena ngeliat si konsumen lagi kepepet. Gw ngga bilang Gojek ngga kayak gini, tapi karena pesennya dari apps setidaknya gw ngga perlu liat proses ogah-ogahan itu di depan mata gw.

Lalu yang terakhir sebenarnya bukan masalah-masalah amat tapi lumayan penting bagi banyak orang, higienitas. Banyak tukang ojek yang... ya... bau... Dan helm mereka juga rada-rada mencemaskan karena ngga dirawat. Sementara para driver Gojek relatif bersih, sopan, ramah, pake dikasih hair cover dan masker mulut juga. Harga fair karena tertera jelas sesuai perhitungan jarak. Gimana konsumen ngga kepincut kalau dikasih alternatif yang jauh lebih baik?

So far gw belum pernah cobain GrabBike sih. Tadi pagi mau coba tapi ngga dapet yang mau nganterin. Jadi belum bisa bandingin gimana kualitasnya. 


Btw, gw pernah baca artikel seorang ojek konvensional yang tidak mau ikutan Gojek karena SIM dan STNK maupun surat-surat kependudukannya ada yang nga lengkap (dimana malah bikin gw makin serem sama ojek konvensional karena identitasnya ngga jelas). Mereka juga malas karena pembagian 80-20 dan menganggap pemilik apps cuma ongkang-ongkang kaki tau-tau dapet duid 20% pendapatan driver. Yah, pantes lah susah kaya kalau mereka pikir jadi bos itu kerjaannya cuma ongkang-ongkang kaki. ==;

Gw sendiri seandainya saja bisa bawa motor mungkin udah daftar ikut Gojek. Bokap gw juga kepincut pengen ikutan Gojek, tapi sayangnya batasan umur drivernya cuma sampai 50 tahun. :/

Sekali mengantar minimal dapatnya Rp20.000,- (Rp25.000,- minus 20% nya). Kalau misalnya full time ngojek tapi rada malas, anggap saja dalam sehari mengantar 5x sehingga pendapatan Rp100.000,-/hari. Dalam sebulan itu sudah dapat 3 juta dan harusnya masih bisa lebih. Kalau rajin malah pendapatannya mengalahkan gaji orang kantoran. Apa mendingan gw belajar naik sepeda dulu ya...

Note. semua image yang gw post disini bukan gw yang ngambil. Didapat dari berbagai sumber berita online~

Saturday, June 13, 2015

LINE Stickers - Glasses Girl May



Perhaps I'm a bit narcissistic here. xD

She's cheerful, lively, and a bit mischievous. Say hello to Glasses Girl May~!

You can find her at LINE sticker shop in your smartphone apps (by searching keyword "glasses" or "maygreen") or purchase here : https://store.line.me/stickershop/product/1139328/


 Hope you like it, thank you very much. ^^

Thursday, April 30, 2015

LINE Stickers - The Little Gardener


The Little Gardener stickers are available as LINE Sticker Shop.
Express your days together with The Little Gardener~

You can find them at LINE sticker shop on your smartphone, or buy it here :


Thank you very much~ :)

Wednesday, April 15, 2015

"The Book of Bunnies" now available~

Kabar gembira buat para pecinta kelinci dan buku anak. Telah terbit "The Book of Bunnies"~
Berisi 10 kisah petualangan kelinci-kelinci lucu dari Arleen A dan kolaborasi 8 ilustrator. 2 dari 10 cerita pada buku ini saya yang ilustrasikan. Salah satunya adalah kisah kelinci bertelinga panjang yang ada di cover. :)



Harga Rp125.000,-
Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Bilingual Indonesia - Inggris

Temukan kelinci favorit kalian di toko buku terdekat~ ^^