Saturday, June 7, 2014

Mencari Candi di Kota Malang

Pada jaman dahulu kala, Malang merupakan pusat kerajaan Singosari, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok setelah menikahi Ken Dedes, yang tersohor dengan kutukan keris Mpu Gandring. Berbeda dengan kisah cerita rakyat yang pernah saya baca di buku, dimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes untuk menjadi istrinya, di kota Malang justru masyarakat terbalik melihat siapa protagonis dan siapa antagonis nya. Ken Arok dihormati sebagai orang sakti di kota ini, dan dia dianggap menyelamatkan Ken Dedes yang diculik lalu dinikahi dengan paksa oleh Tunggul Ametung. Yah, sejarah selalu punya minimal 2 sisi yang berbeda, tergantung dari sudut pandang siapa. :V 

Eniwei, di kota Malang ini terdapat beberapa candi peninggalan Singosari yang cukup penting. Bangunannya semuanya masih menggunakan batu andesit, tapi desain bangunannya khas candi-candi dari Jawa Timur. Bisa dibilang candi Singosari ini ada di masa peralihan sebelum masuk ke gaya Candi Majapahit yang menggunakan batu bata merah.

Candi-candi di Malang yang sudah saya kunjungi adalah Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singosari. Harusnya ada lagi sih selain 4 ini, tapi karena keterbatasan waktu dan informasi jadi nga sempat cari-cari lagi. >,>



No head Durga statue...?
Kesan pertama yang gw tangkep dari Candi Badut adalah Candinya kecil. xD Bagian atapnya sudah tidak ada. Khusus Candi Badut sebenarnya bukan Candi peninggalan Singosari, melainkan peninggalan Prabu Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan yang usianya lebih tua lagi (sekitar 600-700 Masehi). Jadi style bangunan dan reliefnya juga lebih tua. Kerajaan Kanjuruhan juga berpusat di kota Malang sampai kemudian menghilang entah apa sebabnya.


Yg warnanya agak beda emang aslinya begitu, bukan tambahan.

Kalau Candi Kidal sudah masuk sebagai Candi Singosari. Candi ini didirikan untuk penghormatan kepada Anusapati, putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung yang dibesarkan oleh Ken Arok. Tapi candinya dibuat agak jauh di pedesaan karena kurang harmonisnya hubungan Anusapati dengan Ken Arok maupun saudara-saudaranya. Bentuk candi sudah bergaya Jawa Timuran yang langsing dan tinggi. Pada candi ini dipahatkan relief kisah Garudeya yang berbakti menolong ibunya, Dewi Winata. Konon batu-batu di sudut-sudut candi bisa menyala dalam gelap karena kandungan fosfornya.

Lagi hujan jadi batu-batunya basah.
Entah arca apa. Kepalanya udah nga ada. ;_;

Candi Jago, sayangnya tidak utuh, tapi cukup besar. Bentuknya unik dan gw ngebayangin kalau dalam kondisi utuhnya candi ini lumayan megah. Karena cukup besar, reliefnya pun banyak dari berbagai cerita. Waktu gw sampai ke candi ini sayangnya lagi hujan dan buru-buru mengejar kereta api, jadinya ngga bisa perhatiin sampai benar-benar puas dan ngga bisa banyak nanya soal cerita di balik candi ini... T___T Konon candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara untuk menghormati ayahnya, Raja Wisnuwardhana.

Me at Singosari Temple~



Lalu candi terakhir yang gw kunjungi di Malang adalah Candi Singosari. Bentuknya kayak Candi Kidal tapi bertingkat 2, meskipun gw ngga tau naik ke lantai 2nya darimana atau pakai apa kalau jaman dulu. :S Candi ini dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, tapi banyak arca yang sudah dihancurkan atau tidak diselesaikan. Kemungkinan karena Singosari diserang dan dikalahkan oleh kerajaan Kediri, sehingga ada yang dihancurkan atau ada yang pengerjaannya ditinggal sebelum selesai.

Well, kayaknya ini adalah postingan terakhir gw tentang kisah jalan-jalan di Jawa Timur kemarin. Semoga gw masih ada kesempatan lagi untuk keliling-keliling Jawa karena masih banyak banget peninggalan-peninggalan sejarah yang tersebar di Pulau Jawa, belum lagi kalau ngitung seluruh Indonesia. I hope I can see them all when I'm still alive. \(*___*)/

Sekarang gw ngapain? I guess I'm preparing for my next adventure. Wish me luck~ 

No comments: