Wednesday, May 28, 2014

Surabaya City Tour - part 1

Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena banyak peristiwa di kota ini yang penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa 10 November 1945, dan peristiwa dirobeknya bendera Belanda yang berkibar di Hotel Oranje menjadi bendera merah-putih. Banyak bangunan tua masih dijaga dan dilestarikan.

Berbeda dengan di Jakarta, bangunan-bangunan tua Surabaya banyak disewakan untuk usaha supaya gedung tersebut masih dipakai dan dirawat. Meskipun ada juga beberapa gedung yang kosong tidak terawat. Kisah-kisah sejarah gedung-gedung tua masih bisa dibaca pada pelat-pelat yang menempel di luar gedung. Biasanya pelat-pelat ini ada di gedung-gedung tua, terutama wilayah sekitar pusat kota. 

Waktu berjalan di sekitar Surabaya Plaza, kami juga menemukan plat berisi kisah singkat orang-orang yang dirawat di rumah sakit yang dulu berdiri di wilayah tersebut. Banyak yang mengungsi ke Malang ketika Surabaya menjadi medan pertempuran.


Kisah Pertempuran Surabaya dan peristiwa 10 November 1945 banyak diceritakan di Monumen Tugu Pahlawan yang terletak di pusat kota Surabaya, seberang gedung kantor Gubernur (kalau di peta, sebenarnya agak sekitar Utara Surabaya). Pada area pintu masuk utama, terdapat patung Soekarno dan Hatta dihiasi pilar-pilar yang agak hancur. Bendera merah putih berkibar di lapangan monumen ini.


Opel Kapiten
Mobilnya Bung Tomo


Di belakang Tugu Pahlawan, terdapat Museum 10 November dengan 3 piramid kecil. Mungkin ceritanya biar kayak Museum Louvre di Paris? Gedung utamanya dibuat di bawah tanah dan piramidnya kecil dan pendek, dirancang supaya tingginya tidak menutupi Tugu Pahlawan dan bendera merah putih. Baik monumen maupun museum ini didirikan untuk memperingati para pejuang pertempuran Surabaya yang gugur. Banyak sekali yang tidak dikenal namanya.



Museum 10 November sendiri cukup kecil. Koleksinya kebanyakan foto dan diorama yang menceritakan masa-masa jaman Belanda, pendudukan Jepang, sampai perang kemerdekaan, di wilayah Surabaya. Ada juga beberapa benda-benda kenangan atau senjata yang dipakai oleh para pejuang Indonesia. Yang cukup mencolok mungkin patung yang menggambarkan tentara Indonesia yang berguguran, ada 1 orang yang menengadah ke atas, menghadap ke ujung piramid yang terbesar. Lalu ada juga rekaman suara Bung Tomo di radio yang secara berapi-api menolak permintaan Inggris/Sekutu yang dianggap keterlaluan dan mengajak arek Surabaya bersiap mengangkat senjata.

MERDEKA atau MATI!!! \(*___*)/

Meski negeri ini masih banyak kekurangan, kalau melihat sejarah perang kemerdekaan di tempat ini sungguh membuat gw bersyukur karena masih bisa menikmati kemerdekaan hasil jerih payah para pahlawan.


Di sebelah utara Tugu Pahlawan, tepatnya di Jalan Kepanjen, kita mengunjungi Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria yang tampil mencolok dengan bata-bata merah dan 2 atap panjang yang dibangun ala neo gothic. Gereja ini sudah ada sejak jaman Belanda dan dulu tampilannya lebih keren dan mewah. Tapi karena kebakaran (gw lupa gara-gara perang atau bukan) tidak banyak yang tersisa. Gereja dibangun ulang, tapi tidak semewah sebelumnya. Meski demikian Gereja ini tetap punya charm nya sendiri dan umurnya pun sudah cukup tua sejak dibangun kembali. Kalau dilihat dari atas, bentuk bangunannya menyerupai salib.

Tempat lainnya yang ngga kalah menarik adalah Hotel Majapahit yang terletak di selatan Tugu Pahlawan. Jarak keduanya lumayan jauh sih, tapi jalan kaki masih bisa kok (sambil ngeliatin deretan toko-toko furnitur). Karena kepo kita nyelonong masuk ke lobby hotel trus foto-foto di sekitaran lantai 1, entah sebenernya boleh atau ngga. xD Tapi kita ngga berani ke lantai 2, takut diglindingin satpam. :p


Disinilah bendera Belanda itu
dirobek menjadi Merah Putih

Bagian depan gedung ini masih dijaga nuansa oldiesnya dan masih dikibarkan bendera merah putih di tempat terjadinya perobekan bendera Belanda. Tapi bagian bawahnya sudah jadi semacam tempat makan. Di area resepsionis, ada bagian-bagian lama seperti kaca berhias dan lampu jadul yang dipertahankan. Tapi resepsionisnya sendiri cukup modern. Barulah ketika masuk lebih ke dalam, terasa banget style penginapan eropa jaman dulu.

Nginep disini kayaknya mahal. :P


Sewaktu jaman Belanda, hotel ini dikenal dengan nama hotel Oranje. Sementara waktu pendudukan Jepang namanya sempat diganti menjadi Hotel Yamato. Di hotel inilah terjadi peristiwa yang tercatat di buku-buku pelajaran sejarah, ketika beberapa orang memasang bendera Belanda sambil mengejek orang-orang Indonesia. Dengan emosi orang-orang di sekitar Hotel Oranje segera merangsek naik, menurunkan bendera Belanda lalu merobek bagian birunya, kemudian mengibarkannya kembali menjadi bendera merah putih.

Sebenernya kita juga mau mengunjungi Monumen Pers Perjuangan di kota ini, tapi entah kenapa tempatnya tutup. ;___; Di kacanya malah ada spanduk aneh yang kira-kira menolak penjajahan bangsa sendiri (merujuk pada pengusaha tertentu?). Posisinya deket banget sama Hotel Majapahit.



Salah satu tempat sejarah nasional yang juga layak dikunjungi adalah Monumen Kapal Selam Pasopati. Ini beneran kapal selam Indonesia waktu operasi Irian Barat yang akhirnya dipensiunkan lalu dibawa ke darat untuk dijadikan museum. Kapal selam ini buatan Rusia dan di dalamnya kita bisa kira-kira bagaimana kehidupan para awaknya, which is... pretty though... Kapalnya sih gede, tapi dalemnya kecil-kecil, bahkan ruangan komandonya mepet-mepet. Ngga kayak kapal selam di film-film Hollywood yang ruang komandonya terlihat besar dan keren. Mati gaya banget deh idup di dalem situ berhari-hari. ^^;

Near... far... wherever you are...~ #eh

Monumen Kapal Selam ini terletak di pinggir kali, cuma 10 menitan jalan kaki dari Stasiun Gubeng lama dan nyeberangin jembatan. Kita kesana buat isi waktu menanti kereta datang. Di gedung belakang ada pemutaran film dokumenter mengenai kehebatan angkatan laut Indonesia. Kayaknya sih filmnya dibuat waktu masih jaman orde baru, jadi entah apa relevan dengan kondisi sekarang. Kita ngga nonton sampai habis karena mesti balik ke Stasiun Gubeng biar ngga ketinggalan kereta menuju Mojokerto.

Okeh, part 1 nya segini dulu ya. Sebelum lanjut ke Mojokerto, masih ada beberapa tempat di Surabaya yang akan gw bahas pada postingan berikutnya, yaitu De Javasche Bank, Escompto Bank, House of Sampoerna, dan Taman Bungkul~ ^^

No comments: